Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan peran penting sistem peradilan dalam menghadapi krisis iklim. Secara khusus, BMKG mengharapkan kerja sama global para hakim se-Asia Pasifik.
Di hadapan para hakim se-Asia Pasifik, BMKG menegaskan pentingnya kolaborasi internasional dan sistem peradilan untuk mengatasi krisis iklim yang semakin memperburuk ketidakadilan sosial dan lingkungan di kawasan.
"Tantangan iklim yang dihadapi Indonesia, seringkali disertai dengan peristiwa cuaca ekstrem, seperti banjir besar di Jakarta yang terjadi pada 1 Januari 2020 lalu. Jakarta, yang kini berada di tengah musim hujan, menjadi contoh nyata dari dampak perubahan iklim yang meningkatkan intensitas curah hujan dan memperburuk banjir," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan di situs resmi, dikutip Rabu (11/12/2024).
"Perubahan iklim bukan hanya masalah lingkungan, tapi juga masalah sosial dan ekonomi yang memengaruhi masyarakat rentan. Kami percaya bahwa pengadilan memiliki peran penting untuk memastikan keadilan iklim dan mengedepankan prinsip kesetaraan dalam setiap tindakan yang diambil," tambahnya.
Peran yudikatif, sambungnya, sangat krusial, terutama dalam menangani kasus-kasus degradasi lingkungan. Termasuk, menegakkan komitmen iklim yang telah disepakati secara internasional.
"Hakim memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa mereka yang paling bertanggung jawab atas emisi global harus memikul beban yang seimbang," tukasnya.
"Indonesia mendukung langkah-langkah internasional dalam penanggulangan perubahan iklim, yang diwujudkan melalui peningkatan sistem pengamatan iklim dan mekanisme peringatan dini," sebutnya.
Dia pun berharap semua pihak bekerja sama mengubah tantangan iklim menjadi peluang untuk masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil.
"Kebijakan yang berbasis sains dan kolaborasi lintas disiplin ilmu sangat penting dalam merumuskan keputusan hukum yang efektif untuk mengatasi krisis iklim," ujarnya
"Dengan kolaborasi dan tekad kolektif, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang dan menjaga planet yang kita cintai," kata Dwikorita.
Asia Pasifik Rentan Bencana
Sebagai informasi, BMKG menggelar Asia Pacific Judicial Training on Environment and Climate Law Adjudication, yang diadakan di Auditorium BMKG Pusat, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
Kunjungan lapangan ini dihadiri oleh para hakim dan pejabat dari berbagai negara, termasuk Brunei Darussalam, Kamboja, India, Malaysia, Nepal, Pakistan, Singapura, dan beberapa negara lain. Kegiatan ini juga melibatkan perwakilan dari organisasi lingkungan internasional seperti Client Earth dan Pusat Hukum Lingkungan Indonesia.
"Kawasan Asia Pasifik adalah wilayah yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, dengan sejumlah negara yang berjuang menghadapi naiknya permukaan laut, bencana alam yang lebih sering, serta dampak sosial ekonomi lainnya," kata Dwikorita.
"Ke depan, kerjasama antara negara-negara di kawasan ini akan semakin penting dalam upaya menghadapi krisis iklim global yang tidak mengenal batas negara," pungkasnya.
(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Waspada Cuaca Ekstrem di Akhir Tahun 2024!
Next Article Umat Manusia Terancam, Plt Kepala BMKG Minta Gen Alpha Turun Tangan