Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina kembali melancarkan serangan ke wilayah Rusia, Rabu (5/2/2025). Kali ini sebuah depot bahan bakar yang terletak di Rusia Barat Daya menjadi sasaran pesawat nirawak Kyiv.
Mengutip AFP, serangan ini tepatnya terjadi di dusun Novominskaya, yang terletak di Negara Bagian Krasnodar. Gubernur Krasnodar Veniamin Kondratyev menyebut ledakan terjadi di kilang minyak setelah militer Rusia menghalau drone Ukraina, yang membuat puing-puingnya jatuh ke kilang dan terbakar.
"Kebakaran telah terjadi dengan 55 petugas pemadam kebakaran dikirim ke tempat kejadian. Menurut informasi awal, tidak ada yang terluka," kata Kondratyev, menambahkan bahwa depot tersebut berisi 'beberapa sisa produk minyak bumi yang tidak signifikan'
Secara terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dua pesawat nirawak Ukraina telah menghantam wilayah Kursk dan dua di Belgorod, kedua wilayah yang berbatasan dengan Ukraina.
Kyiv telah mengintensifkan serangan udaranya terhadap instalasi energi dan militer Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Manuver ini menurut Ukraina merupakan respons yang 'tepat' terhadap pemboman terus-menerus oleh Moskow terhadap jaringan energi dan kota-kotanya.
Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.
Langkah ini pun akhirnya menyeret sejumlah negara Barat dalam konflik, termasuk AS, Inggris, dan sejumlah sekutunya di Eropa. Mereka memberikan bantuan besar kepada Kyiv untuk melawan pasukan Rusia, dan di sisi lain, menjatuhkan ribuan sanksi ekonomi kepada Moskow agar tak memiliki anggaran untuk perang.
Sementara itu, sejauh ini, dinamika di medan perang terus terjadi, dengan militer Rusia baru-baru ini dilaporkan berhasil merebut kota kunci logistik Ukraina, Pokrovsk. Tentara Ukraina di kota itu mengatakan bahwa Rusia mengubah taktik dengan menyerang sisi-sisi mereka alih-alih maju menyerang untuk membentuk gerakan menjepit di sekitar kota.
Di sisi lain, Ukraina juga mengalami kekurangan pengalaman di antara rektrutan barunya. Kondisi ini kemudian menambah tekanan pada brigade terlatih guna menstabilkan garis depan.
"Rekrutan baru terus-menerus memperluas garis depan karena mereka meninggalkan posisi mereka, mereka tidak menahannya, mereka tidak mengendalikannya, mereka tidak memantaunya. Kami melakukan hampir semua pekerjaan untuk mereka," kata Wakil Komandan Batalion Da Vinci Wolves, yang dikenal dengan tanda panggilan Afer.
"Karena itu, dengan awalnya memiliki area tanggung jawab sepanjang 2 kilometer, Anda berakhir dengan 8-9 kilometer per batalion, yang sangat banyak dan kami tidak memiliki cukup sumber daya."
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Zelensky Ngamuk, 70 Drone Ukraina Bombardir Minyak Rusia
Next Article Kemenangan Putin Makin Dekat, Rusia Rebut Kota Penting Ukraina