Jakarta, CNBC Indonesia - Kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka jadi sorotan. Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Adinova Fauri menilai masyarakat memang perlu menunggu pengumuman resmi. Namun perlu dicermati pembentukan kabinet gemuk ini bertujuan untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan Indonesia atau hanya sekedar politis.
Seperti diketahui, pada Senin-Selasa (14-15 Oktober 20242), Presiden Terpilih Prabowo memanggil 108 calon anggota kabinetnya ke kediamannya di Kertanegara, Jakarta Selatan. Kemudian, Rabu-Kamis (16-17 Oktober 2024), calon anggota kabinet tersebut mengikuti pembekalan di Padepokan Garuda Yaksa, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
"Kalau melihat komposisi ada ormas, banyak partai yang dipanggil, baik dalam dan luar kabinet, baik koalisi dan non koalisi, dan nama yang terafiliasi dengan Jokowi, jadi tujuan no 2 lebih kental dibanding untuk pertumbuhan ekonomi. Ini PR Prabowo banyaknya kabinet ini ada implikasi secara fiskal secara langsung terdampak karena banyaknya Kementerian/Lembaga, banyak wamen dan Menteri jadi makin banyak gaji dan tunjangan," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (18/10/2024).
Besarnya kabinet akan menambah birokrasi dan regulasi, padahal sudah pernah dicanangkan penyederhanaan regulasi sebagai program prioritas yang ingin ditekel Jokowi, tapi belum ada skema sistematis penyederhanaan regulasi dan birokrasi
"Dengan gemuknya kabinet ada dampak langsung, paling gak peraturan menteri lebih banyak, artinya maka regulasi akan semakin banyak. Apa koordinasi akan dijahit dengan baik? Kita tau Prabowo orang militer yang pimpinan itu dipegang sentralistis," kata Adinova.
Dari sisi dampak ke ekonomi perlu dibedah apa yang menjadi faktor utama dalam memengaruhi Indonesia ke depan, misal stabilitas makro. Dalam jangka pendek bisa terlihat dari respon pasar terhadap pembentukan cabinet atau nama calon menteri yang dipanggil.
"Dari Senin respon pasar positif IHSG naik, kenapa? Karena memang nama lama terutama tim ekonomi Pak Suahasil, Pak Airlangga, Pak Bahlil, Bu Sri Mulyani, ada keberlanjutan dari Jokowi ke Prabowo, jadi stabilitas tidak terganggu, baik dari investasi dan sisi stabilitas makro," kata Adinova.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Belasan Menteri Jokowi Kembali Dipanggil Prabowo Gabung Kabinet
Next Article Prabowo Ungkap Alasan Banyak Ambil Menteri dari Kabinet Jokowi