Wall Street Dibuka Stagnan, Reli Pascapemilu Mulai Kehilangan Tenaga

1 month ago 15

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham utama Amerika Serikat dibuka cenderung stagnan pada Kamis (14/11/2024), setelah lonjakan pasca pemilu yang sebelumnya membawa indeks Dow Jones (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq ke level tertinggi. Hingga pagi ini (EST), Dow naik tipis 88,11 poin atau 0,2% ke 44.046,3, sedangkan Nasdaq menguat 31 poin atau 0,16% ke 19.261,73, dan S&P 500 meningkat 7,11 poin atau 0,12% ke 5.992,49. Meski tren positif masih ada, laju kenaikan pasar mulai melambat seiring investor mengevaluasi prospek ekonomi dan inflasi pasca kemenangan Presiden terpilih Donald Trump.

Saham Disney menjadi sorotan dengan lonjakan lebih dari 9% usai laporan pendapatan kuartal keempatnya melampaui ekspektasi. Perusahaan mencatat pertumbuhan yang kuat di layanan streaming, sehingga memperkuat kinerja bisnis hiburan secara keseluruhan. Saham lainnya seperti Cisco Systems dan Capri juga menunjukkan volatilitas, di mana Cisco turun tipis meskipun melaporkan kinerja yang positif, sementara Capri mengalami tekanan setelah pembatalan rencana mergernya dengan Tapestry akibat hambatan regulasi.

Di sisi komoditas, harga emas turun 0,79% menjadi US$2.566 per ons, sementara harga minyak mentah naik 1,29% ke level US$ 69,31 per barel. Penurunan harga emas ini disinyalir dipengaruhi oleh ekspektasi stabilitas ekonomi AS dan peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah yang mengurangi daya tarik aset safe haven.

Pada sektor ekonomi, laporan indeks harga produsen (PPI) bulan Oktober menunjukkan peningkatan sebesar 0,2%, sejalan dengan proyeksi. Namun, PPI inti - yang tidak memperhitungkan harga makanan dan energi - mencatat kenaikan lebih tinggi dari perkiraan, yang memberi sinyal bahwa inflasi tetap menjadi tantangan utama. Laporan PPI ini menyusul rilis data inflasi konsumen (CPI) pada hari sebelumnya, yang menunjukkan kenaikan sebesar 0,3% untuk bulan ketiga berturut-turut. Data tersebut menjadi indikasi bahwa Federal Reserve kemungkinan akan terus bersikap hati-hati dalam menetapkan kebijakan suku bunga mendatang.

Analis senior di Payne Capital Management, Courtney Garcia, menyebutkan bahwa masih ada ruang untuk kenaikan lebih lanjut di pasar. "Saya tidak melihat reli ini akan segera berakhir dalam jangka pendek, tetapi ada peluang besar di sektor-sektor lain yang masih undervalued," ujarnya dalam wawancara dengan CNBC. Garcia menambahkan bahwa sejumlah besar dana investor yang masih menunggu kepastian diharapkan dapat mengalir kembali ke pasar begitu kondisi ekonomi AS lebih terarah.

Pelaku pasar saat ini juga fokus pada pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang dijadwalkan berlangsung hari ini di Dallas. Powell diharapkan memberikan pandangan mengenai arah kebijakan moneter setelah data inflasi menunjukkan peningkatan yang konsisten. Selain itu, laporan penjualan ritel AS untuk bulan Oktober yang akan dirilis besok juga menjadi perhatian utama, sebagai acuan untuk melihat daya beli konsumen di tengah kondisi inflasi yang masih bertahan.

Dengan situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, investor terus memantau pergerakan saham defensif dan berkapitalisasi kecil seperti yang terpantau pada indeks Russell 2000 yang mencatat kenaikan mingguan lebih dari 7%. Hal ini mencerminkan harapan investor terhadap kebijakan domestik AS di bawah pemerintahan baru yang lebih mendukung sektor industri kecil dan menengah.


CNBC Indonesia


(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Guna Raih Most Impressive Performance IPO Stock

Next Article Investor Ambil Untung di Sektor Teknologi, Indeks Wall Street Ambruk

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|