Warren Buffett Timbun Uang Rp 5.000 T, Sinyal Waspada Buat Investor?

1 day ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kawakan Warren Buffett menyimpan cadangan tunai besar senilai US$325 miliar atau sekitar Rp 5.090,8 triliun yang sebagian besar dalam bentuk obligasi pemerintah AS. Hal ini tidak biasa sebab Buffett terkenal berinvestasi dengan jangka waktu lama.

Melansir The Wall Street Journal, jumlah uang tunai yang sangat besar ini memungkinkan Berkshire untuk membeli hampir seluruh perusahaan terbesar di AS, kecuali 25 perusahaan teratas seperti Walt Disney dan Pfizer. Selain membiarkan dividen dan bunga terkumpul di neraca, konglomerat ini juga menjual sebagian besar sahamnya di Apple dan Bank of America dalam beberapa bulan terakhir.

Untuk pertama kalinya dalam enam tahun, Berkshire berhenti membeli sahamnya sendiri, yang merupakan saham yang paling aman dan dipahaminya. Langkah ini banyak memberikan gambaran terkait strategi Berkshire sendiri.

Buffett dan mitranya, mendiang Charlie Munger, terkenal bukan karena memperkirakan waktu terbaik untuk pasar, melainkan lebih pada komitmen jangka panjang mereka. Munger sering mengatakan, "Jangan pernah mengganggu proses pengembangan kekayaan yang tidak perlu."

Meskipun nilai saham yang tinggi tidak selalu berarti pasar akan jatuh, hal ini dapat memberi gambaran tentang return jangka panjang. Analis Goldman Sachs David Kostin memprediksi S&P 500 hanya akan memberikan return tahunan rata-rata 3% dalam satu dekade ke depan.

Prediksi ini selaras dengan proyeksi manajer aset besar seperti Vanguard, yang memperkirakan return tahunan 3% hingga 5% untuk saham AS dan hanya 0,1% hingga 2,1% untuk saham pertumbuhan. Profesor Robert Shiller juga menunjukkan rasio harga terhadap pendapatan yang sesuai dengan return sekitar 0,5% per tahun setelah inflasi, mirip dengan proyeksi Kostin.

Indikator Buffett, yang merupakan rasio antara nilai saham dan ekonomi AS, kini mencapai 200%, lebih tinggi dibandingkan puncak gelembung teknologi. Dengan yield obligasi pemerintah yang lebih tinggi daripada prospek return saham, Buffett tampaknya lebih memilih untuk menyimpan cadangan kas daripada berinvestasi di saham yang berisiko.

Namun, Buffett menyatakan keinginannya untuk membeli bisnis yang berkualitas jika ada peluang besar. Di rapat tahunan Berkshire 2023, ia mengatakan, "Jika kami bisa membeli perusahaan senilai $50 miliar hingga $100 miliar, kami akan melakukannya."

Dengan nilai Berkshire sekarang mencapai $1 triliun, akuisisi sebesar itu akan berdampak signifikan bagi perusahaan. 

Buffett mungkin juga memperoleh keuntungan dengan menjaga dana cadangan di tengah ketidakpastian pasar. Namun, tidak seperti Buffett, investor individu memiliki pilihan lebih fleksibel tanpa harus membayar premi untuk akuisisi besar.

Vanguard memproyeksikan return tahunan 7% hingga 9% untuk saham pasar berkembang di luar AS dan 5% hingga 7% untuk saham kapitalisasi kecil AS. Meski Buffett lebih banyak berinvestasi di dalam negeri, perubahan di Berkshire tidak dapat dihindari, apalagi dengan usianya yang kini mencapai 94 tahun.

Buffett telah mengembalikan uang kepada pemegang saham terutama melalui pembelian kembali saham, tetapi kini ia menganggap harga sahamnya terlalu mahal untuk pembelian kembali. Dengan ukuran Berkshire yang terus tumbuh, sulit bagi perusahaan ini untuk terus mengungguli pasar, dan kemungkinan dividen akan menjadi pilihan untuk mengembalikan dana kepada pemegang saham.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ramalan Pengelola Dana Soal Nasib IHSG & Rupiah Akhir 2024

Next Article Inflasi Lagi Tinggi, Ini Tips Investasi Cuan Ala Warren Buffett

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|