Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali terdepresiasi di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pasca terbentuknya anggota Kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran.
Melansir data Refinitiv, rupiah ditutup di level Rp15.555/US$ merosot hingga 0,42% dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya (21/10/2024). Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp15.505 hingga Rp15.570 per dolar AS.
Sementara DXY tepat pukul 15.00 WIB melemah 0,16% di angka 103,841. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi sehari yang lalu berada di angka 104,012.
Rupiah juga tertekan oleh rilis data imbal hasil Treasury AS 10 tahun yang melesat hingga 2,63% ke posisi 4,18%.
Akibatnya aliran dana asing akan berpotensi beralih kembali masuk ke AS karena imbal hasil yang meningkat cukup menggiurkan bagi para investor.
Data terbaru yang dirilis periode 14-17 Oktober 2024 oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa sebesar Rp1,09 triliun investor asing keluar dari pasar keuangan domestik. Sebagian besar arus keluar dari Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp5,31 triliun.
Lebih lanjut, pasar masih menunggu kebijakan ekonomi dan strategi yang diambil oleh jajaran tim ekonomi yang baru terbentuk.
Sebagai informasi, pada pagi hari ini, Prabowo melantik Ketua Mahkamah Agung, sejumlah kepala badan, staf khusus, penasihat khusus, hingga penasihat presiden di Istana Negara Jakarta. Sementara sebelumnya, ia melantik menteri dan wakil menteri (wamen).
Pelaku pasar masih memantau langkah-langkah baru yang diharapkan mampu memperbaiki keadaan ekonomi, terutama masalah korupsi serta swasembada pangan.
Namun, arah kebijakan yang akan diambil oleh kabinet baru ini nampak tidak bisa dipastikan, sehingga menimbulkan kehati-hatian di kalangan pelaku pasar. hal ini tercermin pada melemahnya nilai tukar garuda.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Mau Dolar AS ke Bawah Rp15.000 di Akhir Tahun? Ini Syaratnya
Next Article Indeks Dolar Melambung, Rupiah Rawan Melemah Lagi Hari Ini