Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan masih terus terjadi di Timur Tengah. Hal ini dipicu perang antara Israel dan milisi penguasa Gaza Palestina, Hamas, yang kembali pecah sejak 7 Oktober lalu.
Perang tersebut memicu beberapa milisi, seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman, terlibat langsung untuk memberikan bantuan kepada Hamas. Hal ini pun membuat Israel untuk ikut menyerang kedua kelompok itu.
Berikut perkembangan terbarunya sebagaimana dirangkum beberapa sumber, Kamis (24/10/2024):
1. Israel Bunuh Calon Pemimpin Hizbullah
Israel telah mengonfirmasi tewasnya Hashem Safieddine, calon kuat pemimpin baru Hizbullah, dalam serangan udara di Beirut Selatan pada awal Oktober.
Pernyataan yang dirilis pada Selasa (22/10/2024) malam, sebagaimana dikutip The Guardian, menyebut bahwa serangan di kawasan Dahiyeh menewaskan Safieddine dan Ali Hussein Hazima, kepala cabang intelijen Hizbullah, 3 minggu lalu.
Ini adalah pertama kalinya Israel mengonfirmasi tewasnya pejabat politik tertinggi di Hizbullah setelah Hassan Nasrallah. Selain itu, menurut laporan Israel, serangan tersebut juga menewaskan 25 pemimpin Hizbullah lainnya.
Safieddine merupakan kepala Dewan Eksekutif Hizbullah, badan pengambilan keputusan politik tertinggi organisasi tersebut. Ia telah dipilih sebagai penerus Nasrallah beberapa tahun lalu dan dikenal memiliki karisma serupa dengan sepupunya tersebut.
Adapun Nasib Safieddine tidak diketahui setelah serangan udara Israel pada 3 Oktober yang menargetkan bunker bawah tanah tempat ia diduga tinggal.
2. AS Warning Israel soal Hizbullah
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sedang melakukan tur diplomatik di kawasan tersebut untuk mendorong gencatan senjata di Gaza dan Lebanon, di tengah ketegangan akibat serangan roket dan invasi darat Israel.
Blinken mendesak Israel agar memanfaatkan keberhasilan militernya sebagai pijakan strategis jangka panjang, sembari fokus pada upaya mengembalikan sandera dan mengakhiri perang.
"Sekarang saatnya untuk mengubah keberhasilan militer menjadi keberhasilan strategis yang abadi," kata Blinken dalam konferensi pers sebelum berangkat ke Arab Saudi sebagai bagian dari tur kawasan, dilansir Reuters, Rabu (23/10/2024).
"Fokusnya harus pada memulangkan para sandera, mengakhiri perang, dan memiliki rencana yang jelas untuk langkah selanjutnya."
Israel telah menggempur Gaza sejak serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang di Israel. Dalam proses tersebut, hampir 43.000 warga Palestina tewas di Gaza. Dalam sebulan terakhir, Israel juga meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah di Lebanon, menghancurkan sebagian besar kepemimpinan kelompok tersebut dalam serangan udara yang telah membuat 1,2 juta orang Lebanon mengungsi.
Militer Israel juga berencana untuk membalas serangan rudal Iran yang diluncurkan pada 1 Oktober, sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas dan Hizbullah. Meskipun ada kekhawatiran bahwa serangan balik terhadap Iran dapat memicu eskalasi yang lebih luas, termasuk potensi kenaikan harga minyak global.
3. Iran Gagalkan Serangan Siber Israel
Pejabat tinggi pertahanan siber Iran mengatakan serangan daring Israel terhadap kepentingan Iran terus berlanjut. Namun strategi pertahanan "lapis demi lapis" Teheran disebut berhasil menahan mereka.
"Unit penyerang musuh mengalami pukulan telak dalam serangan 7 Oktober, dan Unit 8200 juga terkena pukulan," kata Kepala Organisasi Pertahanan Pasif Iran, Gholamreza Jalali.
Jalali tidak memberikan perincian apa pun tentang tindakan Iran terhadap serangan siber di tengah serangan militer Israel yang mengancam Iran.
Ia mengatakan ledakan pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh Hizbullah menunjukkan bahwa "kita tidak dapat mengandalkan teknologi asing yang sensitif dan terkait keamanan" karena teknologi tersebut dapat menyediakan jalur akses bagi musuh.
"Solusi terbaik adalah menggunakan sistem dan infrastruktur dalam negeri," kata Jalali.
4. Jerman Beri Warning Lebanon
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock telah mendarat di Beirut, Lebanon untuk mengadakan pembicaraan dengan politisi dan organisasi bantuan Lebanon.
Dalam pernyataannya, ia memperingatkan bahwa pertempuran antara Israel dan Hizbullah dapat menyebabkan "destabilisasi total" Lebanon, yang disebutnya "akan berakibat fatal bagi masyarakat yang paling beragam agamanya di Timur Tengah".
"Israel telah berhasil melemahkan secara signifikan Hizbullah dalam beberapa minggu terakhir, di tengah gelombang serangan udara di Beirut dan kota-kota lain, serta serangan darat di selatan negara itu," ujar Baerbock.
"Sekarang kita perlu bekerja sama dengan mitra kita di AS, Eropa, dan dunia Arab untuk menemukan solusi diplomatik yang layak yang melindungi kepentingan keamanan Israel dan Lebanon yang sah," tambahnya.
5. Eropa 'Pusing' Melihat Kelakuan Israel
Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia telah menyatakan "kekhawatiran mendalam" atas diperkenalkannya rancangan undang-undang di Parlemen Israel, Knesset, yang bertujuan untuk mencegah UNRWA melanjutkan operasi di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, dan Gaza.
Dalam pernyataan bersama, negara-negara Nordik mengatakan hal ini secara efektif berarti bahwa badan PBB untuk pengungsi Palestina itu tidak dapat lagi "dapat melaksanakan tugas-tugas intinya" sebagaimana ditetapkan oleh resolusi Majelis Umum PBB tahun 1949.
"Rancangan undang-undang yang diusulkan dapat mengakibatkan pelanggaran kewajiban Israel berdasarkan hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, dan tindakan sementara yang mengikat secara hukum yang diperintahkan oleh Mahkamah Internasional," menurut pernyataan tersebut.
"Di tengah situasi kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza, penghentian aktivitas organisasi mana pun akan mengakibatkan konsekuensi yang menghancurkan bagi ratusan ribu warga sipil yang dilayani oleh UNRWA."
6. Pemimpin Hamas Tiba di Rusia
Pejabat Hamas telah tiba di Moskow dalam kunjungan yang direncanakan dan bermaksud mengadakan serangkaian pertemuan dengan pejabat Rusia, kantor berita milik pemerintah RIA Novosti melaporkan, mengutip sumber diplomatik.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Israel Klaim Hancurkan Markas Intelijen Hizbullah
Next Article Bos PBB : Dunia Tak Sanggup Jika Lebanon Jadi Gaza Kedua