Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki target jangka panjang untuk menjadi motor penggerak industri di Tanah Air lewat kontribusi positif terhadap perekonomian negeri.
Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan membentuk Holding Industri Pertahanan, Defence Industry Indonesia (Defend ID) pada 2022. Holding ini merupakan gabungan dari lima BUMN yang bergerak di bidang industri pertahanan yang terdiri dari PT Len Industri (Persero) ditunjuk sebagai induk Holding BUMN Industri Pertahanan DEFEND ID sesuai dengan PP no.5 tahun 2022, dengan anggota PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, dan PT Dahana.
DEFEND ID memiliki 2 karakteristik lini bisnis utama yaitu bidang komersil dan bidang strategis serta visi untuk mewujudkan industri pertahanan Indonesia yang mandiri, kompetitif, dan dapat bersaing di pasar global. Selain itu melalui kolaborasi nasional, DEFEND ID memiliki target untuk menjadi Top 50 Defence Global Company pada 2024.
Upaya tersebut mulai terlihat. DEFEND ID telah memproduksi alat pertahanan dan keamanan dari berbagai kebutuhan matra darat, laut, maupun udara. "Peningkatan skala bisnis pertahanan dan non pertahanan DEFEND ID dengan menguatkan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri), sebagai implementasi strategi dual use technology," dikutip dari dokumen produksi Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan atau Alpalhankam BUMN Pertahanan itu.
PT Len Industri (persero) selaku induk holding Defend ID terbaru telah mampu memproduksi pesawat terbang tanpa awak atau yang disebut UAV DID 3.11. UAV dengan TKDN sebesar 45% ini memiliki kemampuan yang mumpuni untuk berbagai misi, mulai dari penginderaan, pemetaan, pengawasan wilayah teritorial dan maritim, hingga misi kombatan.
UAV ini mampu menjalankan berbagai misi dengan efektif dan efisien. Dirancang untuk dilengkapi dengan berbagai sensor canggih, dengan waktu terbang di atas 10 jam, UAV DID 3.11 dapat melakukan misi dalam jangka waktu yang lebih panjang sehingga lebih efektif dalam menjalankan misi.
Selain itu, dengan kemampuan take-off/landing otomatis, kemudahan pengoperasian, mobilisasi yang ringkas dan jenis bahan bakar yang umum. UAV DID 3.11 efisien dalam operasional maupun penggelarannya. Biaya operasional menggunakan UAV juga lebih ekonomis jika dibandingkan dengan pesawat udara konvensional.
PT Pindad
Foto: Tank Harimau (detikcom/Wisma Putra)
Tank Harimau (detikcom/Wisma Putra)
PT Pindad sebagai bagian dari DEFEND ID memiliki kompetensi dalam produk senjata, amunisi dan kendaraan khusus termasuk Medium Tank Harimau. Medium Tank Harimau merupakan salah satu dari 7 program pengembangan strategis pemerintah hasil Kerjasama strategis 2 negara yaitu PT Pindad dengan FNSS Turkiye, Industri Pertahanan Turki. PT Pindad juga telah memiliki kompetensi, fasilitas produksi hingga sarana uji untuk proses produksi dan pengembangan Medium Tank Harimau. Saat ini, 18 unit Medium Tank Harimau sudah resmi diserahterimakan dan beroperasi mendukung satuan Kavaleri TNI AD.
Dioperasikan oleh 3 orang personel, Harimau memiliki persenjataan utama turret autoloader kaliber 105 mm yang memiliki daya hancur besar serta senapan mesin kaliber 7,62 mm. Harimau memiliki bobot 33 ton, dibekali mesin diesel 711 HP dan memiliki kemampuan daya jelajah 450 km.
Dengan desain yang berorientasi pada mobilitas dan menyesuaikan kontur geografis Indonesia, Harimau mampu beroperasi untuk berbagai macam kondisi operasi termasuk medan ekstrem.
Harimau juga dilengkapi dengan proteksi balistik STANAG 4569 level 4, laser warning system, memiliki kemampuan menahan ledakan ranjau hingga 10 Kg TNT di bawah track, Battle Management System (BMS) dan pelontar granat asap dengan fungsi menyamarkan keberadaan dan menutupi pergerakan kendaraan.
PTDI
Foto: Profil pesawat N219. (Dok: Dirgantara Indonesia)
Profil pesawat N219. (Dok: Dirgantara Indonesia)
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) sebagai satu-satunya anggota Holding Defend ID yang memproduksi kebutuhan matra udara. Dalam lima tahun terakhir, PTDI telah mencapai berbagai tonggak penting, terutama dengan pengembangan pesawat N219.
Pesawat ini, yang dirancang sebagai pesawat angkut bermesin ganda dengan kapasitas 19 penumpang, telah mendapatkan sertifikasi dari otoritas penerbangan sipil Indonesia (DGCA - Directorate General of Civil Aviation, Kementerian Perhubungan RI) dan siap digunakan untuk berbagai misi, termasuk angkut penumpang, transportasi logistik, evakuasi medis, juga untuk mendukung operasi militer, yang mampu lepas landas dan mendarat di landasan pendek, menjadikannya ideal untuk kondisi geografis Indonesia.
Saat ini, PTDI tengah mengembangkan lanjutan dari pesawat N219 versi basic menjadi varian amphibious. Varian ini dirancang untuk dapat mendarat di permukaan air, sehingga meningkatkan fleksibilitas operasional pesawat dalam mendukung misi di daerah terpencil dan pesisir, bahkan untuk memenuhi kebutuhan sektor pariwisata sebagai transportasi wisatawan ke pulau-pulau kecil yang sulit dijangkau oleh moda transportasi lainnya.
Dengan kemampuan ini, N219 amphibious dapat menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan aksesbilitas dan pengalaman wisata Indonesia yang kaya akan kepulauan.
Kerja sama PTDI dengan Bappenas dan Pemprov Bali dalam program pengembangan ekosistem dirgantara di Bali Utara juga merupakan langkah strategis untuk komersialisasi pesawat N219 dan pengembangan varian amphibious. Dengan menciptakan pusat industri dirgantara, PTDI berharap dapat memfasilitasi riset dan pengembangan yang lebih lanjut, serta meningkatkan kolaborasi dengan Lembaga Pemerintah dan industri lokal.
Selain itu, keberhasilan PTDI dalam komersialisasi pesawat N219 terlihat dari kontrak yang telah diperoleh, termasuk penjualan sebanyak 6 unit pesawat N219 untuk digunakan dalam operasi TNI AD, bahkan penjualan ekspor 5 unit untuk Democratic Republic Congo (DRC), serta beberapa potensi lainnya di dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan operasi pemerintahan daerah. Permintaan yang tinggi terhadap produk-produk PTDI akan semakin mengukuhkan posisi Perusahaan sebagai pemimpin dalam industri penerbangan nasional.
Dalam aspek ekspor, PTDI juga berhasil memperluas pasar internasional untuk produk pesawat CN235 dan NC212i. Kedua jenis pesawat ini telah mendapatkan perhatian dari berbagai negara dan digunakan dalam berbagai misi, mulai dari transportasi logistik hingga pengawasan maritim.
Upaya PTDI dalam meningkatkan kualitas dan kemampuan teknis produk telah membawa hasil, dengan penjualan ke pasar luar negeri yang terus meningkat, memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain penting dalam industri penerbangan global.
PT PAL
Foto: KRI Kerambit-627 (Dok. PT PAL Indonesia (Persero)).
KRI Kerambit-627, Kapal KCR 60 PAL, (Dok. PT PAL Indonesia (Persero).)
Sebagai negara kepulauan dengan lautan yang mendominasi wilayahnya, sektor maritim memegang peranan penting bagi Indonesia.
Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa kemandirian dalam memproduksi Alutsista maritim, mulai dari desain hingga persenjataan buatan lokal, adalah kebutuhan mutlak bagi bangsa.
Dalam hal ini, PT PAL Indonesia menjadi salah satu ujung tombak pengembangan industri kapal perang nasional. Selama lebih dari empat dekade, PT PAL terus berinovasi dengan menghadirkan berbagai jenis kapal perang, mulai dari kapal pendukung hingga kapal kombatan, seperti Landing Platform Dock (LPD), kapal cepat rudal, hingga kapal selam.
Selama lima tahun terakhir, PT PAL berhasil memproduksi kapal-kapal yang diandalkan oleh berbagai pihak, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Salah satu yang menjadi sorotan adalah KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992, kapal bantu rumah sakit yang memiliki fasilitas setara rumah sakit darat tipe B.
Kapal ini dipercaya untuk menjalankan misi kemanusiaan pemerintah Indonesia ke Mesir, guna memberikan bantuan kepada korban konflik di Gaza.
Selain itu, PT PAL telah menyerahkan dua unit kapal bantu rumah sakit (BRS) dan kapal cepat rudal (KCR) kepada TNI AL pada tahun 2022 dan 2023. Saat ini, PT PAL tengah dipercaya untuk membangun dua unit frigat pesanan Kementerian Pertahanan RI, dua unit Landing Dock untuk Kementerian Pertahanan Filipina, serta proyek ekspor Landing Platform Dock sepanjang 163 meter. Tak hanya itu, PT PAL juga sedang menyelesaikan proyek dua unit kapal selam Scorpene Evolved LiB untuk Indonesia.
Tak hanya membangun kapal baru, PT PAL juga membuat sejarah dengan terlibat dalam proyek peremajaan kapal perang KRI R41, yang menjadi program perbaikan skala besar pertama dalam sejarah TNI AL. Proyek ini melibatkan banyak kapal Republik Indonesia (KRI) sekaligus.
Melalui berbagai proyek besar yang dijalankan, PT PAL Indonesia terus mendukung penguatan kemandirian pertahanan maritim Indonesia. Kontribusi ini juga berdampak positif bagi pertumbuhan industri pertahanan, serta peningkatan pendapatan PT PAL yang semakin berkembang.
PT Dahana
Untuk bidang energetic material, PT Dahana telah berhasil membangun Pabrik Asam Nitrat dan Amonium Nitrat dengan kapasitas masing-masing 60.000 ton per tahun dan 75.000 ton per tahun ini diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 29 Februari 2024. Amonium Nitrat yang diproduksi ini bisa menjadi bahan baku untuk berbagai industri diantaranya industri pertahanan sebagai bahan peledak dan industri pangan sebagai pupuk NPK.
Pabrik ini juga berkontribusi dalam mengurangi impor Amonium Nitrat sebesar 8 persen dari 21 persen menjadi 13 persen. Terakhir, ada Maung MV3 yang merupakan kendaraan taktis ringan 4x4 produksi PT Pindad yang diinisiasi Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) sekaligus Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto.
Kendaraan ini ditujukan untuk mendukung operasi dan mobilisasi pertempuran jarak dekat dengan kemampuan manuver yang gesit dalam segala medan. Menggunakan mesin turbo diesel 2.200 cc, Maung mampu melaju pada kecepatan aman 100 km/jam dan memiliki jarak tempuh hingga 500 km. Pada HUT ke-79 TNI, PT Pindad menghadirkan 250 unit Maung dilengkapi dengan senjata SM3-A1 dalam defile alutsista pada 5 Oktober 2024 berlokasi di Monumen Nasional, Jakarta.
Kendaraan ini juga tersedia dalam berbagai varian yakni Maung MV3 Komando yang dilengkapi dengan atap Hard Top, Maung MV3 Jelajah yang dilengkapi dengan atap Soft Top dan Maung MV3 Tangguh dengan atap terbuka.
Selain itu, Maung juga memiliki varian VIP untuk mobilisasi personel VIP, Mobile Jammer untuk antisipasi serangan drone secara mobile dan Maung Popemobile, yaitu kendaraan yang digunakan oleh Paus Fransiskus pada Kunjungan Apostolik pada 5 September 2024 di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Sementara itu, dari sisi kinerja laba bersih Defend ID tahun 2023 tumbuh sebesar 56,05% secara tahunan (yoy). Hal ini ditopang oleh pendapatan usaha yang naik 27,92% yoy, seiring dengan perolehan total kontrak yang melesat 29,65% yoy.
Adapun Defend ID juga merencanakan investasi sebesar Rp 10,09 triliun untuk lima tahun ke depan. Direktur Utama Defend ID Bobby Rasyidin merincikan, dari besaran investasi hingga tahun 2029 tersebut, sebesar 34,05% berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
"Sampai tahun 2029, kami menghitung investasi itu sekitar Rp 10,09 triliun, di mana kami harapkan dari PMN sampai dengan tahun 2029," ujar Bobby Rasyidin, Direktur Utama PT Len Industri (Persero)
Artinya, jumlah PMN dari APBN 2025 yang diajukan Defend ID sebesar Rp 2 triliun. Bobby menjabarkan, sebesar 46,34% dari besaran rencana investasi berasal dari pengembangan mandiri holding. Kemudian sebesar 19,6% sisanya berasal dari pengembangan dengan partnership.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Peran MIND ID Dorong Implementasi Bisnis Tambang Berkelanjutan
Next Article Holdingisasi Bikin Kontribusi BUMN ke Negara Makin Besar