Jakarta, CNBC Indonesia - PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) meminta restu kepada seluruh pemegang saham terkait rencana transaksi penjualan sebanyak-banyaknya seluruh saham PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) yang dimiliki oleh Perseroan sejumlah 7.008.202.240 saham.
Perseroan berencana melakukan transaksi penjualan AAI melalui pelaksanaan Penawaran Umum Oleh Pemegang Saham berdasarkan POJK 76/2017 (PUPS). AAI merupakan suatu perseroan terbatas yang 99,9999% sahamnya dimiliki secara langsung oleh perseroan.
"PUPS akan dilaksanakan secara bersamaan atau berkesinambungan dengan proses penawaran umum perdana saham AAI, di mana segera setelah penawaran umum perdana saham AAI tersebut, kepemilikan saham perseroan pada AAI diperkirakan akan terdilusi menjadi sebesar 90% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor AAI," tulis manajemen, Kamis (17/10/2024).
Harapannya, transaksi ini akan membantu AAI dan pilar bisnis non-batu bara termal meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja.
Pemisahan ini juga akan membantu bisnis hijau Perseroan untuk mendapatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih banyak, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, memberikan akses yang lebih baik pada proyek-proyek ramah lingkungan dengan partner bisnis potensial peringkat atas, serta memberikan opsi investasi yang lebih banyak pada investor publik untuk berinvestasi sesuai dengan minat dan pandangannya.
"Saat ini proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) Perseroan masih dalam tahap awal dan belum mendapatkan pembiayaan. Diharapkan melalui pemisahan ini, Perseroan akan dapat mengakses sumber pembiayaan yang lebih kompetitif dari lembaga-lembaga pembiayaan yang fokus pada pendanaan energi hijau," tulisnya.
Walaupun coking coal belum masuk dalam Taksonomi untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI), beberapa lembaga pembiayaan masih dapat memberikan pendanaan, karena coking coal merupakan bahan baku dalam pembuatan baja yang juga dibutuhkan untuk transisi ke ekonomi hijau.
Saat ini Perseroan masih menjajaki berbagai potensi pendanaan dari lembaga-lembaga pembiayaan internasional. Diharapkan melalui pemisahan ini, Perseroan akan dapat mengakses sumber pembiayaan yang lebih kompetitif dari lembaga-lembaga pembiayaan yang fokus pada pendanaan proyek energi hijau.
Hingga saat ini Perseroan masih belum memiliki komitmen dengan lembaga pembiayaan manapun untuk mendanai proyek-proyek di bisnis hijau yang saat ini sedang dijajaki dan Perseroan masih melakukan perhitungan untuk pengembangan proyek termasuk kemampuan keuangannya untuk dapat memenuhi kewajiban keuangan atas pendanaan proyek terkait.
Persentase pendapatan dan laba bersih AAI terhadap pendapatan dan laba bersih Perseroan secara konsolidasi, masing-masing adalah 89,4% dan 104,8%.
Dengan adanya divestasi AAI, berdasarkan Proforma Laporan Keuangan 30 Juni 2024, Perseroan secara konsolidasi masih memiliki laba bersih dan pendapatan sekitar 35% dari pendapatan sebelum divestasi AAI, yang dikontribusikan oleh lini bisnis Perseroan diluar AAI.
Walaupun coking coal belum masuk dalam TKBI, beberapa lembaga pembiayaan masih dapat memberikan pendanaan, karena coking coal merupakan bahan baku dalam pembuatan baja yang juga dibutuhkan untuk transisi ke ekonomi hijau.
"Kedepannya, Perseroan memiliki keyakinan bahwa bisnis-bisnisnya yang sedang dikembangkan terkait ekonomi hijau akan memberikan potensi pendapatan dan keuntungan yang jauh lebih besar di kemudian hari, yang didukung oleh pendanaan yang lebih kompetitif. Selain itu, dengan partisipasi dalam bisnis-bisnis terkait ekonomi hijau, maka Perseroan turut mendukung upaya pengendalian perubahan iklim," jelasnya.
Adapun harga penawaran PUPS adalah sebesar Volume Weighted Average Price (Harga Rata-Rata Tertimbang) yang terbentuk setelah penutupan perdagangan di hari pencatatan saham AAI di bursa, dengan tetap memperhatikan kewajaran transaksi sebagaimana diatur dalam POJK 35/2020.
Perseroan akan melakukan penawaran saham kepada seluruh pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal yang saat ini direncanakan jatuh pada tanggal 27 November 2024.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Menilik Prospek Spin Off Anak Usaha ADRO
Next Article Catat, Ini Jadwal Pembagian Dividen Adaro Energy (ADRO)