Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) Nixon Napitupulu bertemu dengan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait di Menara BTN, Jakarta pada Jumat, (8/11/2024).
Pertemuan tersebut membahas soal strategi program 3 juta rumah per tahun dari Presiden Prabowo Subianto. Selain keduanya, hadir pula Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian, dan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid.
Dalam acara tersebut, Maruarar yang kerap disapa Ara mengaku telah bertemu dengan Nixon sebanyak enam kali sejak dia dilantik menjadi Menteri. Dari pertemuan tersebut, Ara pun meminta Nixon untuk menjelaskan beberapa permintaan industri yang bisa mendorong Kredit Perumahan Rakyat (KPR) di Indonesia.
"Di antaranya pengecualian PPN perumahan 11% untuk perumahan rakyat, PPH 2,5% bisa hilang, retribusi 2,5% juga bisa hilang," ungkap Nixon dalam Developer Gathering BTN.
Dengan berbagai keringanan tersebut, Nixon menargetkan biaya produksi dari developer bisa dikurangi hingga 21%. Hal ini pun diharapkan bisa menekan harga KPR agar terjangkau bagi masyarakat.
Menjawab hal ini, Ara yakin pemerintah bersama BTN bisa mengentaskan berbagai permasalahan terkait perumahan rakyat tersebut. Ia bahkan sempat menyarankan BTN untuk merubah nama, agar bisa fokus menggarap proyek perumahan rakyat.
"Saya minta BTN ganti nama menjadi Bank Perumahan Rakyat, agar fokus. Ini sebenarnya jati diri dari BTN. Kita sering kali pakai istilah yang tidak substansi," tutur Ara.
Ara mengatakan, pemerintah memiliki program 3 juta rumah per tahun yang akan mulai dilakukan pada awal 2025. Perinciannya, program tersebut sebanyak 2 juta rumah akan dibangun di desa dan sebanyak 1 juta akan dibangun di perkotaan.
Di sisi lain, Ara mempertanyakan besaran anggaran di kementeriannya dengan adanya program tersebut.
Ara mengungkapkan, untuk merealisasikannya akan dibentuk dua Dirjen. Sehingga, masing-masing Dirjen dapat fokus dengan pekerjaan dan tugasnya masing-masing.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: