Danareksa Punya Infrastruktur Lengkap jadi National Asset Management

1 month ago 18

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang pergantian pemerintahan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) masih terus berupaya memperbaiki perusahaan-perusahaan negara yang memiliki kinerja buruk atau tidak sehat.

Sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 113 Tahun 2021, Danareksa ditugaskan mengelola anak usaha di berbagai sektor. PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa ditunjuk pemerintah sebagai induk dari Holding BUMN Spesialis Transformasi dan Investasi.

Holding BUMN Danareksa ini memiliki keunikan dibanding holding BUMN lainnya karena mengelola 20 perusahaan dari beberapa sektor industri yang berbeda-beda, sehingga dibuat beberapa sub klaster, yakni jasa keuangan, kawasan industri, konstruksi dan jasa konsultansi, media dan teknologi, serta sumber daya air.

Para anggota holding dari sub klaster jasa keuangan yaitu PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), PT Danareksa Finance, dan PT Danareksa Capital. Dari sub klaster konstruksi dan jasa konsultansi, terdapat PT Nindya Karya, PT Indra Karya (Persero), PT Virama Karya (Persero), dan PT Yodya Karya (Persero).

Holding BUMN Danareksa juga menaungi tujuh kawasan industri yang jika ditotal luasnya mencapai 7.186 hektare. Ketujuh kawasan industri tersebut adalah PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Makassar, PT Surabaya Industrial Estate Rungkut, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung, serta PT Kawasan Industri Wijayakusuma dan anak perusahaannya PT Kawasan Industri Terpadu Batang yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada Juli 2024.

Sementara itu, sub klaster media dan teknologi terdiri dari PT Balai Pustaka, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Jalin Pembayaran Nusantara, dan PT Produksi Film Negara (Persero). Selain itu juga terdapat Perum Jasa Tirta I dan Perum Jasa Tirta II dari sub klaster sumber daya air.

Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi mengatakan, Danareksa menjadi instrumen strategis pemerintah yang berperan sebagai satu-satunya holding spesialis transformasi dan investasi yang bertujuan untuk meningkatkan skala bisnis menjadi perusahaan berkinerja tinggi dengan tata kelola unggul yang berkontribusi signifikan bagi perekonomian dan masyarakat.

"Holding BUMN Danareksa telah memiliki kesiapan infrastruktur pendukung yang lengkap untuk menjadi national asset management company. Infrastruktur yang dimaksud adalah PPA sebagai restructuring house, Danareksa Capital sebagai investment arm, serta Danareksa Finance sebagai solusi pembiayaan di ekosistem Danareksa maupun ekosistem BUMN," papar Yadi ketika dihubungi CNBC Indonesia, Sabtu (5/10/2024).

Pada tahun 2023, Holding BUMN Danareksa mencatatkan kinerja yang solid dengan total aset konsolidasi mencapai Rp60,4 triliun, atau meningkat 13% dari tahun sebelumnya. Perusahaan mencatatkan laba bersih tahun 2023 sebesar Rp1,3 triliun atau naik 4,4% dibanding tahun sebelumnya.

Salah satu peran holding pimpinannya itu adalah melakukan restrukturisasi atas 14 BUMN Titip Kelola yang dilakukan melalui PPA, anggota holding yang merupakan satu-satunya spesialis restrukturisasi BUMN.

"PPA sebagai penerima mandat SKK saat ini terus melakukan upaya-upaya yang diperlukan untuk memastikan keberlanjutan usaha, stabilitas keuangan dan operasional, serta optimalisasi atas aset-aset BUMN Titip Kelola," ujar Yadi.

Pada akhir tahun 2020, PPA ditugaskan mengurus 21 BUMN dan 1 anak usaha yang 'sakit-sakitan'. Sebanyak 7 BUMN di antaranya harus dilikuidasi karena sudah tidak dapat memberikan kontribusi bagi negara, perekonomian, dan masyarakat.

Yadi mengatakan, salah satu upaya penyehatan yang berhasil dilakukan, yaitu restrukturisasi dan revitalisasi Persero Batam yang telah mengoperasikan Terminal Peti Kemas (TPK) Batu Ampar sejak awal November 2023.

"Pengembangan TPK Batu Ampar adalah suatu tonggak sejarah yang dicita-citakan sejak 30 tahun yang lalu," ungkap Yadi.

Dalam hal ini, Holding BUMN Danareksa memberikan dukungan penuh melalui investasi dengan mengedepan tata kelola yang baik. Dengan begitu, kata Yadi, Persero Batam dapat memperkuat peran strategisnya sebagai operator terminal logistik terintegrasi yang turut meningkatkan konektivitas rantai pasok regional dan internasional.

"Pengembangan TPK Batu Ampar merupakan langkah konkret Holding BUMN Danareksa untuk mendukung penyediaan infrastruktur yang berkelanjutan, peningkatan produktivitas, peningkatan konektivitas, efisiensi biaya logistik, serta pelayanan berstandar internasional," tandas Yadi.

Ia melanjutkan, kehadiran TPK Batu Ampar diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan penurunan biaya logistik yang signifikan, serta menjadi salah satu katalis pertumbuhan ekonomi di wilayah Batam.

Dari sub klaster kawasan industri, Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) telah beroperasi dan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo pada 26 Juli 2024. KITB diharapkan dapat menjaring investasi penanaman modal asing (PMA) dari arus relokasi industri global dan menyerap tenaga kerja yang masif.

"Holding BUMN Danareksa berkomitmen menjalankan amanat Proyek Strategis Nasional (PSN) dari Pemerintah untuk meningkatkan kapasitas KITB agar dapat menjaring PMA dan menyerap tenaga kerja yang masif, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pendapatan negara melalui pajak dan pendapatan daerah melalui retribusi.

KITB telah kami siapkan dengan infrastruktur dasar dan utilitas yang lengkap, serta didukung dengan konektivitas terlengkap, mulai dari jalan tol, pelabuhan, dan jalur kereta api dengan mengusung konsep green, sustainable, dan circular economy," jelas Yadi.

KITB menghadirkan solusi terintegrasi di atas lahan seluas 4.300 hektare yang mengakomodasi kebutuhan industri global yang mengadopsi teknologi tinggi, termasuk juga industri padat karya. Dari aspek sosial, KITB saat ini telah menyerap 19 ribu tenaga kerja, dan diharapkan dapat menyerap lebih dari 200 ribu tenaga kerja di masa mendatang.

Yadi menambahkan bahwa saat ini nilai investasi yang masuk ke KITB sudah mencapai Rp14,8 triliun dari utilisasi lahan seluas 271 hektare. Adapun investasi yang masuk berasal dari sejumlah negara di Asia, Amerika, dan Eropa.

"Kami optimistis kehadiran Holding BUMN Danareksa dapat turut berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi Indonesia dan turut mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar melalui transformasi dan investasi yang berorientasi pada keberlanjutan," tutup Yadi.


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Proyek Jokowi Dituding Kerja Paksa, Anak Buah Luhut Buka Suara1

Next Article Holdingisasi Bikin Kontribusi BUMN ke Negara Makin Besar

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|