Jakarta, CNBC Indonesia - Media resmi Lebanon mengatakan satu orang tewas dalam serangan Israel di kota selatan Sidon, Senin (17/2/2025).
Serangan ini terjadi menjelang akhir gencatan senjata Israel dan kelompok senjata Lebanon, Hizbullah, yang membuka "gerbang" perang baru karena tak ada tanda-tanda perpanjangan.
"Sebuah mayat... ditemukan dari mobil yang menjadi sasaran serangan Israel di kota pesisir itu, setelah petugas pemadam kebakaran memadamkan api," kata Kantor Berita Nasional (NNA).
"Penyelidikan terus dilakukan untuk mengetahui identitas individu yang menjadi sasaran," tambah laporan itu.
Seorang fotografer AFP juga menjadi saksi dari peristiwa itu. Ia melihat tentara dan petugas tanggap darurat memeriksa puing-puing kendaraan yang hancur dan terbakar.
Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran telah berlaku sejak 27 November, setelah lebih dari setahun permusuhan termasuk dua bulan perang habis-habisan di mana Israel melancarkan operasi darat.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, militer Lebanon akan dikerahkan di selatan bersama pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) saat tentara Israel mundur selama periode 60 hari yang kemudian diperpanjang hingga 18 Februari.
Hizbullah akan mundur ke utara Sungai Litani, sekitar 30 kilometer (20 mil) dari perbatasan, dan membongkar infrastruktur militer yang tersisa di selatan.
"Kami terus melakukan kontak di beberapa tingkatan untuk mendorong Israel agar menghormati perjanjian tersebut dan menarik diri pada tanggal yang dijadwalkan, serta mengembalikan para tahanan," kata Aoun, menurut pernyataan kepresidenan.
"Para sponsor kesepakatan tersebut harus memikul tanggung jawab mereka untuk membantu kami," tambahnya.
Sebuah komite yang melibatkan Amerika Serikat (AS), Prancis, Lebanon, Israel, dan pasukan penjaga perdamaian PBB bertugas memastikan setiap pelanggaran gencatan senjata diidentifikasi dan ditangani.
Sementara itu, Minggu, Pimpinan Hizbullah Naim Qassem mengatakan bahwa merupakan tanggung jawab pemerintah untuk memastikan tentara Israel sepenuhnya mundur sebelum batas waktu hari Selasa besok.
Pekan lalu, juru bicara parlemen Lebanon Nabih Berri, sekutu Hizbullah, mengatakan bahwa Washington telah memberitahunya bahwa meskipun Israel akan mundur pada tanggal 18 Februari, "Israel akan tetap berada di lima lokasi".
Sebelumnya, Minggu, Israel mengatakan bahwa mereka melakukan serangan di Lebanon yang menargetkan lokasi militer Hizbullah, karena media resmi melaporkan tiga serangan di wilayah timur negara tersebut.
NNA juga mengatakan bahwa tembakan Israel menewaskan seorang wanita di kota perbatasan Hula pada hari Minggu ketika orang-orang mencoba untuk pulang.
Pada hari Sabtu, Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan seorang militan senior dari unit udara Hizbullah, karena media resmi Lebanon melaporkan dua orang tewas dalam serangan Israel di selatan.
Karim Bitar, dosen studi Timur Tengah di Universitas Sciences-Po di Paris, mengatakan "tampaknya ada kesepakatan diam-diam jika tidak eksplisit AS untuk memperpanjang periode penarikan".
"Skenario yang paling mungkin adalah bahwa Israel akan mempertahankan kendali atas empat atau lima bukit yang pada dasarnya mengawasi sebagian besar desa di Lebanon selatan," katanya.
Ramzi Kaiss dari Human Rights Watch mengatakan bahwa "penghancuran rumah dan infrastruktur sipil yang disengaja oleh Israel" membuat "banyak penduduk tidak mungkin kembali".
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Hizbullah Ingatkan Lebanon Untuk Pastikan Tentara Israel Mundur
Next Article Timur Tengah Makin Membara, Perang Israel-Hizbullah Makin Menggila