IHSG Finish Strong Awal Pekan! Ini Saham Pendorongnya

1 month ago 14

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir di zona hijau pada perdagangan Senin (14/10/2024) awal pekan ini. IHSG sudah menguat selama dua hari beruntun sejak perdagangan akhir pekan lalu.

Hingga akhir perdagangan hari ini, IHSG menguat 0,52% ke posisi 7.559,65. IHSG bertahan di level psikologis 7.500 pada perdagangan hari ini.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 8,9 triliun dengan melibatkan 22 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 295 saham menguat, 265 saham melemah, dan 238 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor energi dan teknologi menjadi yang paling kencang penguatannya dan menjadi penopang terbesar IHSG pada hari ini, yakni masing-masing mencapai 1,74% dan 1,04%.

Dari sisi saham, emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan emiten pertambangan Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi penopang terbesar IHSG masing-masing sebesar 11,5 dan 9,2 indeks poin.

IHSG cenderung bergairah di tengah wait and see investor terkait kabar dari pemberian stimulus ekonomi China.

Saat konferensi pers Sabtu lalu, Menteri Keuangan China Lan Foan menegaskan kembali rencana untuk membantu, dengan menjanjikan untuk meningkatkan utang pemerintah. Ia tidak menjelaskan secara rinci berapa banyak yang akan dibelanjakan pemerintah atau seberapa cepat, dan para investor terdengar kecewa.

"Langkah-langkah fiskal yang diperlukan untuk menghilangkan risiko penurunan pertumbuhan dan membangkitkan semangat konsumen Tiongkok (terlihat) tidak ada," kata analis IG Markets, Tony Sycamore.

Namun, Goldman Sachs memperkirakan bahwa langkah-langkah yang diumumkan pada Sabtu dan minggu lalu kemungkinan akan menambah 0,4 poin persentase terhadap pertumbuhan tahun depan, dan analis bank meningkatkan perkiraan pertumbuhan PDB riil 2025 dari 4,3% menjadi 4,7%.

Kemudian pada Jumat pekan ini, China akan merilis pertumbuhannya untuk kuartal III-2024.

Sebelumnya pada kuartal II-2024 tercatat bahwa ekonominya tumbuh 4,7% secara tahunan (year-on-year/yoy). Ini adalah peningkatan tahunan terlemah sejak kuartal I-2023, di tengah penurunan sektor properti yang berkepanjangan, permintaan domestik yang lemah, melemahnya yuan, dan ketegangan perdagangan dengan Barat.

Dari dalam negeri, pada Selasa besok, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data neraca perdagangan, ekspor, dan impor untuk periode September 2024.

Sebelumnya, neraca perdagangan Indonesia Agustus 2024 mengalami surplus US$2,89 miliar. Ini adalah surplus 52 bulan beruntun sejak Mei 2020. Surplus ini dihasilkan oleh nilai ekspor tercatat tumbuh 5,97% mencapai US$23,56 miliar, sementara impor lebih rendah sebesar US$20,67 miliar.

Tak hanya itu saja, Bank Indonesia (BI) juga akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada Selasa hingga Rabu pekan ini dan hasilnya akan diumumkan pada Rabu mendatang.

Sebelumnya pada September 2024, BI memutuskan untuk memangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) dari 6,25% ke 6%.

"Keputusan itu konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yang terkendali dalam sasaran yang ditetapkan pemerintah 2,5 plus minus 1% penguatan stabilitas nilai tukar rupiah dan perlunya upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional ke depan," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Rabu (18/9/2024).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(chd/chd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Bangkit Menguat Saat RI Alami Deflasi 5 Bulan Beruntun

Next Article Potret Euforia IHSG Kembali ke 7.300-an

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|