Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup bergairah pada akhir perdagangan Jumat (8/11/2024), di topang oleh respons positif pasar setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) kembali memangkas suku bunga acuannya.
IHSG ditutup menguat 0,6% ke posisi 7.287,19. Sejatinya, IHSG sempat berhasil menyentuh kembali level psikologis 7.300. Namun di akhir perdagangan, penguatan IHSG terpangkas dan akhirnya tetap berada di level psikologis 7.200 tepatnya di 7.280-an.
Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 9,9 triliun dengan melibatkan 17 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 289 saham menguat, 287 saham melemah, dan 204 saham stagnan.
Secara sektoral, sektor bahan baku menjadi yang paling kencang penguatannya dan menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 3,09%.
Sementara dari sisi saham, emiten konglomerasi Prajogo Pangestu mendominasi penopang IHSG yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT) masing-masing mencapai 35,6, 24,3, dan 3,2 indeks poin.
Selain itu, ada emiten pertambangan Grup Salim PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang juga menjadi penopang IHSG masing-masing 10 dan 4,6 indeks poin.
Sentimen pasar mulai membaik setelah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) kembali memangkas suku bunga dan juga karena cadangan devisa RI masih cukup tebal.
The Fed kembali memangkas suku bunga acuan dengan besaran 25 basis points (bps) menjadi 4,50-4,75% pada Kamis waktu AS atau Jumat dini hari waktu Indonesia.
Pemangkasan sebesar 25 bps ini adalah kali kedua yang dilakukan The Fed dalam dua pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) secara beruntun. Sebelumnya, The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada September lalu. Dengan demikian, suku bunga The Fed sudah dipangkas 75 bps.
Seperti diketahui, The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli 2023. Mereka kemudian menahan suku bunga di level 5,25-5,50% pada September 2023-Agustus 2024 atau lebih dari setahun.
The Fed dalam keterangannya menjelaskan pemangkasan suku bunga dilakukan karena meyakini inflasi AS sudah bergerak menuju target kisaran mereka di angka 2%. Indikator ekonomi terbaru menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi terus berkembang dengan kecepatan yang solid.
"Tingkat pengangguran naik namun tetap rendah. Inflasi telah menunjukkan kemajuan menuju target sasaran 2% tetapi tetap berada pada tingkat yang cukup tinggi," tulis The Fed dalam website resmi mereka.
Pemangkasan suku bunga ini akan menjadi gairah bagi pasar keuangan global lantaran akan memicu bank sentral lain ikut memangkas suku bunga-nya, termasuk Bank Indonesia (BI). Suku bunga melandai akan menambah likuiditas bagi pasar yang membuat ekonomi kembali berputar.
Kabar baik juga datang dari ekonomi Tanah Air dengan cadangan devisa yang masih tebal, ini diharapkan mampu digunakan sebagai tambahan untuk penguatan mata uang RI.
Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2024 tercatat sebesar US$ 151,2 miliar. Realisasi tersebut meningkat US$ 1,3 miliar dari sebelumnya US$ 149,9 miliar.
Kenaikan posisi cadangan devisa tersebut antara lain bersumber dari penerimaan pajak dan jasa serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
Data tersebut menunjukkan, cadangan devisa setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
"Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal. Prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, sejalan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik, mendukung tetap terjaganya ketahanan eksternal."
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini: