8000hoki List Login server Slots Maxwin Terpercaya Sering Lancar Menang Banyak
hoki kilat Top Agen web Slots Gacor Thailand Online Mudah Scatter Online
1000 hoki Data Akun server Slot Gacor Malaysia Terkini Sering Lancar Jackpot Full Banyak
5000 hoki Daftar website Slot Maxwin Cambodia Terbaru Pasti Lancar Win Full Banyak
7000hoki List Demo website Slots Gacor Malaysia Terbaru Pasti Win Setiap Hari
9000hoki ID web Slot Maxwin Philippines Terpercaya Sering Menang Terus
List Login Slots Maxwin server Singapore Terbaru Sering Scatter Online
Idagent138 Akun Slot Anti Rungkad Terbaik
Luckygaming138 login Akun Slot Terbaik
Adugaming login Slot
kiss69 Id Slot Anti Rungkat Online
Agent188 Slot Anti Rungkad Online
Moto128 login Akun Slot Game
Betplay138 Id Slot Anti Rungkad Online
Letsbet77 login Akun Slot Game Terbaik
Portbet88 Daftar Slot Game Terpercaya
Jfgaming Daftar Id Slot Anti Rungkad Online
Mg138 Akun Slot Online
Adagaming168 login Id Slot Anti Rungkat Online
Kingbet189 Akun Slot Gacor Terpercaya
Summer138 Daftar Id Slot Game
Evorabid77 Daftar Id Slot Anti Rungkad Terbaik
Jakarta, CNBC Indonesia - Masyarakat Indonesia semakin gemar membeli barang menggunakan fitur buy now pay later (BNPL). Hal ini terbukti dari penyaluran piutang pembiayaan Pay Later dari Perusahaan Pembiayaan (PP) yang naik 103,4% per September 2024.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan mengatakan, piutang pembiayaan BNPL oleh PP per September 2024 menjadi Rp8,24 triliun. Angka ini lebih rendah dari BNPL pada perbankan yang tercatat sebesar Rp19,81 triliun.
"Adapun tingkat kredit macet atau nonperforming financing (NPF) gross dan NPF net masing-masing sebesar 2,60% dan 0,71%," ungkap Agusman dalam jawaban tertulis, dikutip Kamis, (6/11/2024).
Berdasarkan piutang pembiayaan pokok, mayoritas berasal dari segmen masyarakat yang memiliki kategori usaha lainnya/non produktif, yang diikuti dengan usaha mikro.
Sebagaimana diketahui, OJK sedang menyusun pengaturan khusus terkait BNPL antara lain mengenai persyaratan perusahaan pembiayaan yang menyelenggarakan kegiatan BNPL, kepemilikan sistem informasi, pelindungan data pribadi, rekam jejak audit, sistem pengamanan, akses dan penggunaan data pribadi, kerja sama dengan pihak lain, serta manajemen risiko.
Saat ini, perusahaan pembiayaan yang menyelenggarakan kegiatan BNPL tunduk kepada pengaturan kegiatan usaha, prudensial, kualitas aset, dan mitigasi risiko yang diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 35/POJK.05/2018 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 7/POJK.05/2022.
Adapun pertumbuhan signifikan paylater seiring dengan menurunnya jumlah kelas menengah di Indonesia. Kelas menengah di Indonesia rentan miskin sejak masa krisis Pandemi Covid-19, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS).
Pada 2019 jumlah kelas menengah di Indonesia 57,33 juta orang atau setara 21,45% dari total penduduk. Lalu, pada 2024 hanya tersisa 47,85 juta orang atau setara 17,13%.
Artinya ada sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah yang turun kelas. Karena, data kelompok masyarakat kelas menengah rentan atau aspiring middle class malah naik, dari 2019 hanya sebanyak 128,85 juta atau 48,20% dari total penduduk, menjadi 137,50 juta orang atau 49,22% dari total penduduk.
Demikian juga dengan angka kelompok masyarakat rentan miskin yang ikut membengkak dari 2019 sebanyak 54,97 juta orang atau 20,56%, menjadi 67,69 juta orang atau 24,23% dari total penduduk pada 2024. Artinya, banyak golongan kelas menengah yang turun kelas kedua kelompok itu.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini: