Jakarta, CNBC Indonesia - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) terus mengembangkan pasar bagi produk batu bara metalurginya yang berkualitas tinggi, dan telah mendapatkan minat dari para pelanggan di banyak negara, termasuk Indonesia, Jepang, dan China.
Volume produksi perusahaan pada semester I tahun 2024 naik 17% menjadi 2,98 juta ton dan pengupasan lapisan penutup naik 37% menjadi 10,36 juta bcm, yang menghasilkan nisbah kupas 3,48x untuk paruh tahun ini.
Presiden Direktur ADMR Christian Ariano Rachmat mengatakan, harga batu bara metalurgi bergerak secara fluktuatif pada paruh pertama 2024, namun pihakmua masih mencapai kinerja operasional yang memuaskan, berkat eksekusi yang efektif, peningkatan produksi, dan ekspansi pada penetrasi penjualan.
Harga jual rata-rata (ASP) pada hingga Juni 2024 turun 8% dari tahun 2023, yang selaras dengan penurunan harga batu bara metalurgi. Sedangkan volumie produksi mencapai 2,98 juta ton sedangkan penjualan mencapai 2,59 juta ton, atau masing-masing naik 17% dan 43% dari periode 1H23.
"Kinerja ini mencerminkan upaya bersama dari semua pihak dalam perusahaan, termasuk PT Kalimantan Aluminium Industry dengan progres konstruksi yang terus berlanjut," ujarnya dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (16/10).
EBITDA operasional hingga semester I tahun 2024 tercatat mencapai US$ 329,5 juta setara dengan kenaikan 40% dibandingkan tahun 2023 di periode yang sama, terutama karena kenaikan volume penjualan.
Laba inti naik 50% menjadi US$ 252,5 juta. EBITDA operasional dan laba inti tidak meliputi komponen non-operasional, sehingga merefleksikan kinerja bisnis inti.
Selaras dengan rencana investasi perusahaan, belanja modal naik 233% secara tahunan menjadi US$ 143,0 juta. Investasi pada fasilitas dan infrastruktur untuk mendukung kenaikan volume menunjukkan progres yang baik.
"Aktivitas konstruksi di PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) juga berlanjut, dengan progres yang dicapai pada area smelter aluminium, area jetty, serta area mess permanen untuk karyawan," ungkapnya.
Mengutip kinerja keuangannya, pendapatan usaha ADMR pada semester I 2024 atau naik 31% menjadi US$ 607,0 miliar, karena kenaikan 43% pada volume penjualan menjadi 2,59 juta ton, yang diimbangi penurunan 8% pada ASP.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan juga naik 32% menjadi US$ 277,1 juta, terutama karena kenaikan volume produksi maupun penjualan.
Royalti kepada pemerintah turun 9% menjadi US$ 74,1 juta karena penurunan harga, sementara biaya penambangan naik 24% menjadi US$ 86,5 juta, biaya pemrosesan batu bara naik 30% menjadi US$ 12,9 juta, dan biaya pengangkutan dan penanganan naik 24% menjadi US$ 64,2 juta. Biaya bahan bakar naik 18% karena peningkatan volume, sementara biaya kas batu bara per ton pada Juni 2024 turun 14%.
Beban usaha hingga Juni 2024 turun 43% menjadi US$ 20,6 juta karena perusahaan tidak menyisihkan cadangan untuk beban terkait kewajiban pembayaran kepada pemerintah karena alokasi penjualan ke pasar domestik. Selain itu, biaya karyawan naik 19% menjadi US$ 5,3 juta karena penambahan tenaga kerja untuk mendukung ekspansi perusahaan.
Adalun total aset naik 20% menjadi US$ 1,61 miliar per akhir Juni 2024, terdiri dari aset lancar US$ 598,8 juta dan aset non lancar US$ 1,01 miliar. Saldo kas pada turun 12% menjadi US$ 399,2 juta. Kas meliputi 25% total aset.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: PMI Manufaktur China Terkontraksi 5 Bulan Beruntun
Next Article Video: Jurus Bos Angkutan Kapal Hadapi Tren Pelemahan Harga Batu Bara