Kim Jong Un Kirim 3.000 Tentara Korut ke Rusia, Ada Apa?

3 weeks ago 14

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebanyak 3.000 personel militer Korea Utara (Korut) dilaporkan saat ini berada di Rusia untuk melakukan pelatihan. Hal ini terjadi saat hubungan antara Korut dan tetangganya, Korea Selatan (Korsel), terus memanas.

Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Kirby, mengatakan bahwa Pyongyang telah memobilisasi pasukan tersebut dengan kapal laut ke Vladivostok, kota besar Rusia yang terletak di Asia Timur. Namun belum jelas maksud pelatihan tersebut, meski kemungkinan yang muncul mengatakan mereka dilatih untuk dikirim ke Ukraina.

"Kami menilai bahwa antara awal hingga pertengahan Oktober, Korut memindahkan setidaknya 3.000 tentara ke Rusia timur," kata Kirby dikutip Channel News Asia (CNA), Kamis (24/10/2024).

"Kami belum tahu apakah tentara-tentara ini akan ikut bertempur bersama militer Rusia. Jika tentara Korut ini memutuskan untuk bergabung dalam pertempuran melawan Ukraina, mereka akan menjadi target militer yang sah", katanya.

Rusia dan Korut telah meningkatkan aliansi politik dan militer mereka di tengah perang Ukraina. Pyongyang juga telah menghadapi tuduhan lama bahwa pihaknya memasok senjata ke tentara Moskow.

Namun, pengerahan pasukan untuk mendukung pasukan Rusia akan menjadi peningkatan signifikan dalam dukungan tersebut. Hal ini juga telah memicu peringatan dari Kyiv dan pendukung Baratnya.

Media pemerintah Korut tidak berkomentar sejak badan mata-mata Seoul mengatakan minggu lalu bahwa Pyongyang telah memutuskan untuk mengirim pasukan 'berskala besar' ke Rusia untuk memerangi Ukraina.

Moskow pada hari Rabu juga menolak untuk mengonfirmasi atau membantah laporan tersebut, sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan kepada wartawan untuk "bertanya kepada Pyongyang" di mana pasukannya berada.

Kegelisahan Dunia

Seoul mengatakan Pyongyang berencana untuk mengerahkan 10.000 tentara ke Rusia pada bulan Desember, dengan meningkatnya kekhawatiran internasional.

Jerman mengatakan pada hari Rabu bahwa mereka telah memanggil utusan Korut di negara itu untuk memperingatkan negeri pimpinan Kim Jong Un itu agar tidak mengirim pasukan ke Ukraina

"Dukungan Korut terhadap perang agresi Rusia secara langsung mengancam keamanan Jerman dan tatanan perdamaian Eropa," kata Kementerian Luar Negeri Jerman di platform media sosial X.

Sementara itu, di sisi lain, Seoul akan mengirim delegasi ke markas NATO di Brussels minggu depan untuk memberi pengarahan kepada aliansi mengenai situasi tersebut. Apalagi, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menyuarakan kekhawatiran besarnya terhadap kehadiran pasukan Korut di medan perang.

"Penting bagi mitra-mitra kita untuk tidak bersembunyi dari tantangan ini. Semua mitra," katanya dalam sebuah pidato yang dipublikasikan Selasa malam.

"Dan jika Rusia masih mampu membuat perang ini lebih besar dan lebih lama, maka setiap orang di dunia yang tidak membantu memaksa Rusia untuk berdamai sebenarnya membantu Putin untuk berperang," tambahnya.

Para ahli mengatakan bahwa sebagai imbalan atas pasukan tersebut, Korut mungkin akan dapat memperoleh teknologi militer mutakhir dari Rusia seperti satelit pengintaian hingga kapal selam. Moskow juga mungkin akan memberikan jaminan keamanan serta dukungan di PBB bagi negara tertutup itu, yang beberapa kali disanksi akibat uji nuklir.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: AS Ungkap Bukti Korea Utara Punya Pasukan di Rusia

Next Article Tanpa Iuran Seperti Tapera, Korut Bangun 50.000 Rumah Gratis ke Warga

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|