Jakarta, CNBC Indonesia - Pakta Pertahanan Barat, NATO, buka suara soal mendekatnya Turki, ke kelompok ekonomi BRICS+ yang beranggotakan Rusia dan China. Turki sendiri diketahui merupakan anggota tetap NATO yang bergabung sejak 1952.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Mark Rutte mengatakan Turki memiliki hak untuk bekerja sama dengan BRICS tanpa merusak statusnya sebagai anggota. Menurutnya, saat ini Turki juga memainkan kekuatan penting dalam postur pertahanan aliansi tersebut.
"Tentu saja dalam aliansi tersebut, sebagai negara demokrasi, 32 negara, akan selalu ada perdebatan tentang ini dan itu. Ankara memiliki hak kedaulatan untuk berupaya mencapai keanggotaan BRICS dan bekerja sama dengan para anggotanya," tuturnya dikutip Russia Today (RT), Selasa waktu setempat, dikutip Kamis (24/10/2024).
"Hal itu mungkin akan menimbulkan perdebatan sesekali, secara bilateral atau di dalam NATO. Namun, itu tidak berarti bahwa Turki tidak (populer). NATO sangat populer di Turki, dan Turki sangat populer di NATO," imbuhnya.
Sebelumnya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan saat ini tengah mengikuti KTT BRICS ke-16 di Kazan, Rusia. Di mana ia diharapkan bertemu dengan Presiden Vladimir Putin untuk membahas hubungan bilateral, krisis Ukraina, dan situasi di Timur Tengah.
Bulan lalu, Ankara juga mengumumkan bahwa mereka telah secara resmi mengajukan permohonan untuk menjadi anggota penuh BRICS. Ini menjadikannya negara NATO pertama yang mengajukan keanggotaan dalam kelompok tersebut.
Namun, permohonan Turki telah memicu kekhawatiran di Brussels. Juru bicara Uni Eropa (UE) Peter Stano menekankan bahwa Ankara, yang telah menjadi negara kandidat aliansi Eropa itu sejak 1999, harus menghormati nilai-nilai dan preferensi kebijakan luar negeri yang berada di Benua Biru.
Di sisi lain, seorang pejabat Turki mengatakan kepada laman Arab Middle East Eye (MEE) bahwa BRICS tidak dilihat oleh Ankara sebagai "alternatif bagi NATO atau UE". Namun, ia membenarkan proses aksesi yang terhenti ke UE telah mendorong Turki untuk mengeksplorasi platform ekonomi lain.
Sementara itu, dalam update media sosial X Kamis, BRICS telah resmi mengakui 13 negara baru mitra BRICS. Negara-negara tersebut termasuk Turki.
"Baru saja: BRICS secara resmi menambahkan 13 negara baru ke dalam aliansi sebagai negara mitra," tulis akun BRICSInfo.
Selain Turki, negara yang juga resmi menjadi mitra adalah Aljazair, Belarus, Bolivia, Indonesia, Kuba, Kazakhstan, Malaysia, Nigeria, Thailand, Turki, Uganda, Uzbekistan, dan Vietnam. Selain pendirinya- Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (Afsel)-, BRICS saat ini juga beranggotakan Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA).
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Lawan Barat! Putin Sebut 30 Negara 'Antre' Gabung BRICS
Next Article Nuklir Rusia Siap Bergerak, Tindakan AS Cs Bisa Tentukan Nasib Dunia