Pak Prabowo Mau RI Swasembada Jagung? Ini Saran Petani

2 months ago 27

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Umum Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI), Sholahuddin buka suara soal target swasembada pangan di pemerintahan Prabowo-Gibran dalam 5 tahun ke depan. Lantas bagaimana caranya RI bisa swasembada pangan khususnya komoditas jagung?

Menurut Sholahuddin kebutuhan jagung Indonesia dalam 4 tahun ini berfluktuatif dan masih defisit. Misalnya produksi jagung 2021 sebanyak 13.414.922 ton dengan kebutuhan 13.467.135 ton atau defisit 52.213 ton. Sedangkan 2022 produksinya 16.527.273 ton dengan kebutuhan 16.297.945 ton atau surplus 229.328 ton.

Di tahun 2023 kembali defisit 3.769 ton karena produksinya hanya 14.460.601 ton sedangkan kebutuhannya 14.464.370 ton. Dan di tahun 2024 ini prediksinya juga defisit 92.913 ton karena produksi hanya 13.966.348 ton sedangkan kebutuhannya 14.059.261 ton.

Sholahuddin meyakini proyek food estate atau lumbung pangan pemerintah di Merauke bisa berhasil dan membawa Indonesia menuju swasembada jagung. Dia pun menyebut komoditas jagung sangat memungkinkan untuk ditanam di food estate Merauke, dan meyakini hasil produksi jagung bisa melimpah di lumbung pangan tersebut.

"(Swasembada dengan cara optimalisasi food estate) sangat-sangat bisa, karena tatkala luas areal pertanaman ini ditambah, apalagi nambahnya nggak sedikit kan, katakan jagung 1 juta ton, kali kan 5 ton berarti kan sudah ada 5 juta ton sekali panen. Lahan di Merauke sudah bagus (untuk food estate). Saya dulu tahun 2014 sudah pernah nanam jagung di Merauke, dan hasilnya bagus," kata Sholahuddin kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/10/2024).

Food estate jagung-Gunung Mas, (Dok. Kementan)Foto: Food estate jagung-Gunung Mas, (Dok. Kementan)
Food estate jagung-Gunung Mas, (Dok. Kementan)

Sholahuddin menyebut kunci keberhasilan dari food estate adalah sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Dibutuhkan para ahli di bidang pertanahan, ahli di bidang budi daya, sampai dengan ahli di bidang pasca panen untuk menyongsong keberhasilan dari produksi lumbung pangan.

"Kalau para ahli itu semua bergabung, lahan yang dalam bentuk apa pun bisa disesuaikan dengan pertanaman kita. Karena kalau lahannya ada masalah kurang asam atau terlalu asam itu kan bisa disuplai dengan teknologi pemupukan. Lahan baru itu harus benar-benar penyesuaian, 1 kali tidak berhasil, 2 kali tidak berhasil, saya yakin 3 kali akan berhasil, tatkala itu dilakukan dengan baik," ucapnya.

Lebih lanjut, dia mengaku mendukung penuh upaya pemerintah dalam membangun proyek food estate di Merauke, dengan catatan didukung dengan SDM yang mumpuni. Sebab, jika berkaca dari kegagalan food estate di Kalimantan Tengah, sumber daya manusia betul-betul menjadi kunci sukses berhasilnya suatu lumbung pangan.

"Kami melihat kegagalan di Kalimantan Tengah dan sebagainya itu, itu semata-mata karena memang faktor sumber daya manusianya saja yang tidak tercukupi di lahan sekitar food estate. (Selain itu) memang perlu tim ahli yang memang harus fokus disana. Tidak gradakan, habis tanam ditinggal. Kebanyakan kan seremonial, tanam bersamaan terus habis itu ditinggal, nanti yang disana kewalahan," terang dia.

"SDM harus dikirim dari Jawa. Kalau mengandalkan SDM dari sana nggak mungkin, karena saya sendiri dulu membawa tim ahli saya, yang dari APJI itu tiga orang, itu pun hanya untuk nanam 200 hektare. Artinya memang orang sana kita ajarin, orang sana pun kami nggak dapat yang orang asli suku Papua, tapi orang Jawa yang disana, yang menjadi pekerja lapangan kita," sambungnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengaku sudah memiliki strategi agar Indonesia bisa swasembada pangan dalam kurun waktu 5 tahun ke depan, sesuai dengan target Presiden Prabowo Subianto. Katanya, nanti pemerintah akan melakukan klasterisasi pangan. Jadi masing-masing daerah punya kontribusi untuk menghasilkan produk pangan yang berbeda.

"Pertama tidak mungkin mengandalkan Pulau Jawa saja, Sumatera juga sudah banyak sawit. Masa depan untuk padi, gula, dan jagung itu di Papua sekarang kita coba di Merauke. Nanti dibagi-bagi lagi klasternya, Sulawesi apa mungkin cokelat dan cengkeh itu akan jadi unggulan," ungkap Zulhas di Istana Negara, Jakarta, Senin (21/10/2024).

Zulhas juga menekankan swasembada pangan bukan hanya terbatas pada beras, jagung dan kedelai, tetapi komoditas strategis lainnya.

"Sumatera mungkin kopi dan lada, kelapa juga bisa. Jadi bukan cuma beras dan gula, jagung tapi juga unggulan lainnya insya allah 5 tahun ini akan bisa," sebutnya.


(wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Zulkifli Hasan Dilantik Jadi Menko Bidang Pangan

Next Article Target Prabowo Tak Main-Main, RI Harus Swasembada Pangan 4 Tahun Lagi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|