Penasihat Prabowo Ungkap Alasan AS Cabut dari Proyek Kebanggaan Jokowi

3 weeks ago 14

Jakarta, CNBC Indonesia - Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi Kabinet Merah Putih 2024-2029 Purnomo Yusgiantoro membeberkan alasan di balik hengkangnya perusahaan asal Amerika Serikat (AS) yakni Air Products and Chemicals Inc dari proyek hilirisasi batu bara menjadi gas di Indonesia pada 2023 lalu.

"Tapi orang kan tanya, Prof kok nggak jalan (proyek hilirisasi batu bara) ini di Indonesia? Yang di Sumatera Selatan pull out, Air Products. Yang di Kalimantan Timur juga pull out. What's wrong? Itu dibahas dong," kata Purnomo dalam acara Seminar Publik Centre For Science and International Studies (CSIS), di Jakarta, dikutip Rabu (23/10/2024).

Purnomo mengungkapkan alasan utama dari perginya raksasa petrokimia AS tersebut lantaran keekonomian harga gas hasil hilirisasi batu bara yakni jenis Dimethyl Ether (DME) di Indonesia tidak ekonomis bila dibandingkan dengan harga jenis gas lainnya yakni Liquefied Petroleum Gas (LPG).

LPG di Indonesia sendiri, lanjut Purnomo, saat ini masih disubsidi oleh pemerintah yang menyebabkan perusahaan tersebut berpikir ulang lantaran disparitas harga produk yang semakin tinggi.

"Jadi ada satu studi. Kenapa kok pull out di Sumatera Selatan? Dihitung. Jadi kalau aku punya netback ngitungnya. Ngitung netback itu begini. Dia bersaing antara LPG import dan LPG namanya DME. Dimethyl Ether, dari batu bara. Dihitung kalah," bebernya.

"Ya perusahaan Amerika bilang, no, no, no. I don't want it. So, bye-bye. Dia cabut," tambahnya.

Dengan begitu, Purnomo mengatakan hasil DME di Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan LPG yang saat ini masih diimpor dan disubsidi oleh negara.

Agar DME dan LPG bisa sebanding, Purnomo mengatakan hal yang bisa dilakukan adalah dengan menaikkan harga LPG agar kompetitif dengan DME.

"Kenapa? Karena bandingannya tidak apple to apple. That's the problem. Karena kalau ini DME dari batu bara, kemudian setelah the end product-nya jadi DME, dia dibandingkan LPG dari impor, dan disubsidi lagi, kalah. Jadi ini pemikiran. Yang memang, lalu jawabannya apa? Yang subsidi ini dinaikkan harganya. Berani nggak?" tandasnya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: 2 Menteri & Bos-Bos Tambang Merapat ke Istana Bertemu Jokowi

Next Article Harga Batu Bara Acuan Kalori Tinggi di Juni Naik, Tembus US$123/Ton

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|