Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) makin memprihatinkan. Hunian astronaut di orbit yang sudah berfungsi sejak 2020 tersebut dilaporkan retak dan bocor di beberapa tempat.
Laporan Washington Post yang dikutip oleh Futurism menyatakan Inspektorat Jenderal NASA menempatkan keretakan dan kebocoran di struktur ISS sebagai "perhatian utama terkait keselamatan." Namun, juru bicara dan beberapa pejabat NASA menyatakan kerusakan yang tersebut tidak tidak terlalu parah.
Dalam laporannya, inspektorat jenderal NASA menggarisbawahi kebocoran udara dan retak di segmen terowongan menuju "wilayah" Rusia di ISS. Retak itu ditemukan makin lama makin parah dan menyebabkan makin banyak udara bocor.
Kepada Washington Post, pejabat NASA yang bernama James Free menyatakan bahwa permasalahan tersebut telah disampaikan ke pihak Rusia. Namun, ia tidak menyebutkan apakah pihak Rusia sudah mengambil langkah perbaikan.
"Kami sudah menyampaikan betapa seriusnya kebocoran itu beberapa kali. Termasuk, ketika saya berkunjung ke Rusia awal tahun ini," kata Free.
NASA juga sudah meminta agar Roscosmos (badan antariksa Rusia) mengurangi "waktu palka [pintu ke segmen Rusia] dibuka." Permintaan tersebut telah dipenuhi oleh Rusia.
"Kami telah mencapai kompromi dan mereka menutupnya setiap malam," kata Free.
Namun, langkah yang diambil oleh Roscosmos tidak memadai. NASA pada Juli diketahui memberikan proyek senilai US$ 266 ribu kepada SpaceX untuk menyusun rencana evakuasi astronaut Amerika Serikat di ISS yang berangkat dan dijadwalkan pulang menggunakan roket Soyuz milik Rusia.
Menurut Washington Post, rencana tersebut disusun setelah "upaya deteksi kebocoran yang masih berlangsung."
Penyebab kebocoran di sisi ISS milik Rusia tidak jelas. Namun, Rusia diketahui sudah berusaha "menambal" kebocoran.
"Roscosmos telah menggunakan material segel [sealant] yang mengurangi tingkat kebocoran," kata juru bicara NASA Kathryn Hambleton.
Ia menegaskan bahwa pihak Rusia telah mengidentifikasi 50 "area yang harus diperhatikan" dan "terus mengevaluasi dan menggunakan segel dan tambalan sesuai kebutuhan."
Hambleton juga menegaskan bahwa 50 area tersebut belum terkonfirmasi "retak" dan bisa saja hanya "ketidaksempurnaan yang bisa saja tampak di permukaan, seperti goresan kecil."
ISS memang kini telah beroperasi 10 tahun lebih lama dari rencana awal. NASA menyatakan paling lama, umur ISS hanya bisa beroperasi pada 2031.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Telekomunikasi Kelas Dunia di IKN: Fondasi Masa Depan Indonesia
Next Article Stasiun Luar Angkasa Rontok Timpa Rumah Warga, NASA Digugat