Taiwan Warning China, Sebut Ada 'Deklarasi Perang' dari Beijing

3 weeks ago 19

Jakarta, CNBC Indonesia - Eskalasi di wilayah Selat Taiwan terus memanas. Terbaru, Taiwan telah memperingatkan bahwa blokade China akan menjadi tindakan perang dan memiliki konsekuensi yang luas bagi perdagangan internasional.

Sebelumnya, Beijing melanjutkan latihan di dekat pulau yang diperintah secara demokratis itu. Latihan ini nampak sebagai manuver untuk mengepung pulau yang juga dikenal dengan nama Formosa itu.

Menanggapi langkah ini, Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo menyampaikan bahwa langkah ini merupakan sebuah manuver pengepungan. Menurutnya, tindakan seperti itu adalah deklarasi perang menurut resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Jika Anda benar-benar ingin melakukan apa yang disebut blokade, yang menurut hukum internasional adalah melarang semua pesawat dan kapal memasuki wilayah tersebut, maka menurut resolusi PBB, hal itu dianggap sebagai bentuk perang," kata Koo dalam sambutannya kepada wartawan di parlemen, dikutip Al Jazeera, Rabu (23/10/2024).

"Saya ingin menekankan bahwa latihan dan latihan militer sama sekali berbeda dari blokade, seperti halnya dampaknya terhadap masyarakat internasional."

China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan telah menyatakan bahwa mereka berhak menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya. Di sisi lain, militer China secara rutin menggelar latihan militer, termasuk simulasi blokade pelabuhan dan penyerangan terhadap target-target, di sekitar pulau tersebut.

Beijing juga menegaskan yurisdiksi atas keseluruhan Selat Taiwan, jalur air selebar 180 km yang memisahkan daratan China dari Taiwan.

Taiwan, yang juga dikenal dengan nama resminya Republik China, tidak pernah diperintah oleh Republik Rakyat China dan menolak klaim kedaulatan Beijing. Taiwan dan anggota komunitas internasional lainnya menolak klaim Beijing, bahkan beberapa negara Eropa menegaskan status perairan itu sebagai jalur air internasional.

"Seperlima dari pengiriman barang global melewati selat tersebut. Masyarakat internasional tidak bisa tinggal diam dan hanya menonton jika China memberlakukan blokade," tambah Koo.

Kementerian pertahanan Taiwan mengumumkan sebelumnya pada hari Rabu bahwa kapal induk China, Liaoning, melakukan perjalanan ke utara melalui jalur air tersebut setelah melewati perairan dekat kepulauan Pratas yang dikuasai Taiwan.

"Selama 24 jam sebelumnya, militer Taiwan mendeteksi 15 pesawat militer China dan enam kapal angkatan laut di langit dan perairan di sekitar pulau tersebut," kata Kementerian Pertahanan Taiwan.

"Kapal Liaoning kini melintasi Selat Taiwan, berlayar ke utara di sepanjang barat garis tengah dan kami memantaunya dengan saksama," timpal Koo.

Taiwan telah melaporkan latihan militer China hampir setiap hari di sekitar pulau tersebut selama lima tahun terakhir. Namun aktivitasnya telah meningkat sejak pemilihan Presiden William Lai Ching-te yang vokal pada bulan April, yang oleh Beijing dicap sebagai 'separatis berbahaya'.

Pada tanggal 14 Oktober, Beijing meluncurkan latihan militer skala besar yang bernama sandi Joint Sword-2024B. Latihan ini melibatkan Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara, dan pasukan roket di Selat Taiwan dan wilayah di Utara, Selatan, dan Timur Taiwan.

Beijing mengatakan latihan tersebut, yang dilakukan segera setelah Lai menyampaikan pidato Hari Nasionalnya pada tanggal 10 Oktober, dikeluarkan sebagai peringatan keras terhadap tindakan separatis pasukan 'Kemerdekaan Taiwan'.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Respons Aksi AS & Kanada, China Latihan Tembak di Selat Taiwan

Next Article Video: China Gelar Latihan Militer "Rebut Kekuasaan" Sekitar Taiwan

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|