Jakarta, CNBC Indonesia - Pada awal pekan ini Senin (14/10/2024) rupiah ditutup menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS), di tengah penantian rilis data neraca dagang serta suku bunga Bank Indonesia (BI)
Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan pekan ini, rupiah menguat 0,13% dalam sehari ke posisi Rp15.555/US$. Bersamaan dengan penguatan rupiah, indeks dolar AS (DXY) juga menguat ke titik 103.036 dengan naik sebesar 0,14%.
Nilai tukar rupiah berhasil menguat pada perdagangan hari ini, didorong oleh sentimen positif baik dari dalam maupun luar negeri.
Dari dalam negeri, optimisme pasar meningkat menjelang rilis data Neraca Perdagangan Indonesia oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Sebelumnya, Indonesia mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$2,89 miliar pada Agustus 2024, yang merupakan surplus beruntun selama 52 bulan sejak Mei 2020.
Meskipun surplus tersebut lebih rendah dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, hal ini tetap menunjukkan fundamental perdagangan yang kuat.
Selain itu, keputusan Bank Indonesia yang akan diumumkan pada Rabu, 16 Oktober 2024, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG), juga diantisipasi oleh pasar.
Pada pertemuan sebelumnya, Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6%, untuk menjaga inflasi tetap terkendali dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Langkah ini dipandang positif karena menjaga stabilitas rupiah di tengah ketidakpastian global.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa kebijakan ini konsisten dengan proyeksi inflasi yang rendah pada 2024 dan 2025, yang berpotensi menjaga kestabilan nilai tukar rupiah ke depan.
Dari sisi eksternal, sentimen positif juga muncul dari Amerika Serikat yang akan merilis data tenaga kerja pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Pelaku pasar berharap angka klaim pengangguran di AS meningkat, yang akan meningkatkan kemungkinan Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuannya.
Jika ini terjadi, dolar AS akan melemah, sehingga memberikan dorongan lebih lanjut bagi penguatan rupiah.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Mau Dolar AS ke Bawah Rp15.000 di Akhir Tahun? Ini Syaratnya
Next Article Dolar Kembali Perkasa ke Rp16.075, Ini Penyebabnya