Jakarta, CNBC Indonesia - Langit sore di atas Bendungan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada Selasa (3/09/2024) cukup cerah saat itu. Burung kuntul putih sesekali tampak terbang rendah, seolah menari di atas permukaan air mencari ikan dengan lincah.
Hembusan angin yang menggerakkan air turut membawa ketenangan sekaligus menyimpan rahasia besar. Sebab, bukan saja berguna untuk kehidupan, bendungan mempunyai potensi berupa 'harta karun' energi baru dan terbarukan (EBT).
Sebagai perwakilan negara dalam sektor kelistrikan, PT PLN (Persero) mempunyai peran strategis dan pemain kunci dalam memaksimalkan potensi EBT di Indonesia.
Ditambah lagi, pemanfaatan bendungan semakin terbuka lebar setelah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberikan izin sebagai lokasi pembangkit listrik.
Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Adenan Rasyid, mengungkapkan pihaknya bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PLN terus menjalin kolaborasi.
Kolaborasi tersebut dalam rangka memanfaatkan bendungan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) maupun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung.
Menurut Adenan, koordinasi antara Kementerian PUPR, Kementerian ESDM, dan PLN telah berlangsung intensif. Bahkan, pihaknya telah mengidentifikasi potensi setiap bendungan yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik.
Meski demikian, program pemanfaatan dan pengembangan bendungan sebagai sumber energi listrik harus terintegrasi dengan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang disusun oleh PLN.
Ia pun memastikan bahwa Kementerian PUPR selalu siap memberikan dukungan teknis dengan menyediakan ruang dan infrastruktur yang dibutuhkan. Khususnya bagi perusahaan setrum pelat merah yang dipercaya sebagai pemimpin transisi energi di Indonesia.
"Dengan infrastruktur yang sudah kita bangun, dengan dana yang besar, dan sudah ada manfaatnya, ini akan sangat baik, kalau potensi ini bisa kita kembangkan, bisa kita realisasikan," kata Adenan kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (22/10/2024).
Adenan berharap kolaborasi ini dapat mendorong pengembangan energi terbarukan di Indonesia ke depan. Sehingga, potensi besar yang tersimpan dalam bendungan di berbagai wilayah dapat dioptimalkan sebaik mungkin.
Terpisah, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi sempat mengungkapkan, sebanyak 257 bendungan yang dikelola oleh Kementerian PUPR memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai PLTA maupun PLTS Terapung.
Potensi energi yang dapat dihasilkan dari bendungan-bendungan ini tercatat mencapai 14,2 Giga Watt (GW). Adapun, dari total bendungan tersebut, 38 bendungan sudah memiliki studi kelayakan yang lebih mendalam.
"38 bendungan di antaranya sudah ada studinya, sehingga ini kita dorong untuk direalisasikan investasinya," kata Eniya kepada CNBC Indonesia, Senin (7/10/2024).
Sementara, dari 38 bendungan itu, terdapat tiga lokasi yang memenuhi kriteria paling lengkap untuk direalisasikan pembangunannya, karena memiliki seluruh dokumen studi dan analisis finansial yang memadai.
Meski demikian, nama ketiga bendungan tersebut belum disebutkan secara rinci.
"Yang paling lengkap ada 3 lokasi," tambahnya.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Indonesia tercatat memiliki potensi EBT yang sangat besar, yakni mencapai 3.687 GW. Namun pemanfaatannya baru mencapai 0,3% dari total potensi tersebut.
Data terbaru menunjukkan bahwa meskipun langkah transisi energi terus didorong, pemanfaatan berbagai sumber EBT masih jauh dari optimal. Misalnya saja seperti air, dari total potensi yang ada sebesar 95 GW, pemanfaatannya baru sebesar 6.697 MW.
Namun, PLN terus menegaskan komitmennya untuk berperan aktif dalam mendukung program transisi energi menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan. Salah satunya dengan menjalin kolaborasi strategis.
Kerja Sama PLN dan PUPR Menghidupkan Potensi Bendungan
Keberhasilan PLTA Jatigede menjadi bukti nyata bagaimana potensi air dapat dimanfaatkan tidak hanya untuk irigasi tetapi juga sebagai tulang punggung energi bersih. Bendungan ini tidak hanya berfungsi mencegah banjir, namun juga berguna dalam mengatasi krisis energi dan perubahan iklim.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa kehadiran PLTA Jatigede merupakan komitmen PLN dalam menghadirkan listrik bersih kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mempercepat transisi energi.
Dengan kapasitas sebesar 2×55 Mega Watt (MW), PLTA ini memasuki tahap akhir pembangunan dan direncanakan mulai beroperasi pada tahun 2024.
Pembangkit ini akan menjadi bagian penting dalam strategi PLN untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mencapai target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
"PLN akan mengoptimalkan potensi energi hijau yang melimpah di Tanah Air dan ini juga sejalan dengan komitmen kami mencapai NZE demi memastikan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang," kata Darmawan, Selasa (3/9/2024).
Sementara, Plh. General Manager PLN Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah (UIP JBT), Achmad Ismail, mengungkapkan bahwa PLTA Jatigede telah menyelesaikan tahap uji performance test dan reliability run pada Unit 1 dan Unit 2.
Pembangkit ini juga telah memperoleh Sertifikat Laik Operasi (SLO) setelah terbukti dapat beroperasi efisien, aman, sesuai desain, serta andal tanpa gangguan tak terduga.
"Pembangunan PLTA Jatigede yang saat ini memasuki tahap Commercial Operation Date (COD), kami mohon doanya agar proses ini dapat berjalan lancar sehingga energi bersih ini bisa segera dikonsumsi pelanggan," ujar Ismail di PLTA Jatigede, Selasa (3/9/2024).
Di tempat yang sama, Manager PLN Unit Pelaksana Proyek Jawa Bagian Tengah 2, Husni Wardhana menjelaskan bahwa PLN juga berhasil melaksanakan percepatan SLO PLTA Jatigede dari yang semula ditarget selesai Oktober 2024 menjadi Juni 2024.
"Target semula adalah penerbitan SLO itu di Oktober 2024 dan itu hanya untuk satu unit. Namun, pada Juni ini, kita berhasil mendapatkan langsung dua sekaligus SLO untuk kedua unit," jelas Husni.
Husni memastikan pembangunan jaringan transmisi untuk penyaluran daya listrik dari PLTA Jatigede telah selesai. PLTA Jatigede akan menyalurkan listrik melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) Jatigede Incomer Line 1 menuju Gardu Induk 150 kV New Kadipaten dan SUTT 150 kV Jatigede Incomer Line 2 menuju Gardu Induk 150 kV New Sunyaragi.
Pages