Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak layanan online yang saat ini yang mengharuskan pengguna foto selfie dengan kartu identitas untuk mendaftar. Lantas, bagaimana soal keamanannya?
Menurut Kaspersky permintaan selfie dengan KTP memang kerap bikin pengguna dilema. Misalnya, ketika kita enggan memberikan foto selfie dengan kartu identitas, kita malah tidak bisa mendaftar atau menggunakan layanan.
Namun tidak bisa dipungkiri selfie dengan kartu identitas seperti KTP atau SIM punya risiko keamanan. Sebab hampir tidak pernah tahu bagaimana perusahaan benar-benar menyimpan dan memproses data kita.
Biasanya, yang didengar pengguna tentang data pribadi mereka adalah keamanannya ditanggapi dengan sangat serius dan disimpan dengan sangat hati-hati.
Anda pasti setuju bahwa pesan semacam ini tidak begitu meyakinkan, terutama jika tidak didukung oleh apa pun kecuali halaman kebijakan privasi di situs web.
Foto selfie dengan kartu identitas ini padahal adalah alat universal di tangan para penjahat siber. Penipu dapat membuka perusahaan atas nama Anda atau mendaftarkan kartu SIM menggunakan identitas Anda untuk melanggar hukum dengan berbagai cara.
Makin banyak layanan yang mendukung pendaftaran online jarak jauh, makin besar risiko mengambil foto selfie dengan kartu identitas.
"Penjahat siber telah lama menjual serangkaian foto dan video orang yang memegang lembaran kertas putih seukuran dokumen standar di situs darkweb untuk memalsukan foto dan melewati standar prosedur KYC (Know Your Customer). Apabila mereka mendapatkan foto selfie asli dengan paspor - itu adalah tambang emas," menurut Kaspersky dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (11/11/2024).
Cara mengurangi risiko
Meskipun ada risiko terhadap praktik foto dengan kartu identitas, pengguna tetap bisa melakukannya tapi dengan cara yang lebih hati-hati. Berikut ini Kaspersky bagikan tips mengurangi risiko tersebut.
- Pelajari kebijakan privasi perusahaan. Sebelum mengirim selfie dengan kartu identitas, cari tahu semua yang Anda bisa tentang perusahaan tersebut. Periksa di mana dan oleh siapa data Anda akan diproses, berapa lama data tersebut akan disimpan, dan apakah perusahaan dapat memberikan informasi pelanggan kepada penegak hukum, pihak ketiga, atau bahkan ke negara lain.
- Selidiki riwayat kebocoran data perusahaan. Jika ada, cari tahu sudah berapa kali kasus kebocoran data terjadi. Lalu informasi seperti apa yang bocor. Dan bagaimana perusahaan menanggapi pelanggaran tersebut. Anda dapat mengetahuinya menggunakan kueri penelusuran seperti Company_Name data leaks, atau Company_Name data breaches.
- Tambahkan watermark ke selfie Anda. Ini dapat dilakukan dengan mudah di HP menggunakan editor foto bawaan untuk melapisi teks semi-transparan, atau dengan menggunakan aplikasi yang bisa diunduh secara gratis. Dengan cara ini, meskipun foto tersebut bocor, akan jauh lebih sulit bagi penjahat siber untuk menggunakannya jika mendaftar ke layanan lain.
- Hapus swafoto segera setelah mengirim jika perangkat Anda tidak memiliki perlindungan. Jangan lupa, jika memungkinkan segera hapus foto selfie Anda dari pesan Anda dan dari folder Recently Deleted di HP.
- Periksa riwayat kredit Anda secara berkala. Tanyakan kepada bank Anda untuk mengetahui cara mendapatkan pemberitahuan segera tentang perubahan pada riwayat kredit Anda. Dan jangan pernah memberikan data pribadi Anda untuk imbalan uang.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Video:Tolong Dibantu Pak Prabowo, SDM Teknologi RI Kalah Dari Vietnam
Next Article Hati-Hati! Data NIK KTP Foto Wajah Bisa Buka Rekening Baru Pinjol