Siap-Siap, Berat Muatan Truk ODOL Bakal Dipelototi Sebelum Masuk Tol

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo mengaku telah mengambil langkah antisipatif untuk mengurangi risiko kecelakaan maut di jalan tol, terutama saat arus mudik Lebaran 2025 nanti. Dengan penggunaan teknologi untuk mendeteksi truk dengan muatan berlebih serta perbaikan infrastruktur yang paling mendesak.

Setelah meninjau lokasi kecelakaan yang menewaskan delapan orang di Gerbang Tol Ciawi 2, Hanggodo mengapresiasi PT Jasa Marga (Persero) atas pemasangan alat Weight In Motion (WIM). Alat ini memungkinkan pemantauan otomatis terhadap truk yang masuk ke jalan tol, memastikan bahwa kendaraan yang kelebihan muatan (Over Dimension Over Load atau ODOL) bisa terdeteksi lebih dini.

Dia menduga kecelakaan yang terjadi pada Selasa (4/2/2025) malam hari kemarin, disebabkan oleh truk bermuatan air galon tersebut masuk dalam kategori ODOL.

"Dengan alat WIM kan semua bisa terekam, berapa sih berat kendaraan yang keluar-masuk di ruas tol itu. Data dari WIM Jasa Marga di situ, yang masuk itu (truk) ODOL," kata Hanggodo saat ditemui di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (6/2/2025).

Untuk mengantisipasi agar tidak ada lagi kejadian serupa, Hanggodo mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi untuk memastikan kelancaran saat arus mudik Lebaran 2025.

Adapun langkah yang tengah dikaji kedua menteri tersebut adalah memperbaiki beberapa ruas tol di sekitar Merak, agar bisa mendukung kelancaran distribusi kendaraan menuju pelabuhan.

"Pak Menteri Perhubungan sudah sampaikan beberapa saran untuk memperbaiki beberapa ruas (tol) yang dekat-dekat Merak sana, agar pada saat Lebaran nanti beberapa pelabuhan terdekat bisa dipergunakan untuk kapal-kapal pengangkut barang, truk ataupun kendaraan bermotor," ujarnya.

Lebih lanjut, meski anggaran Kementerian PU mengalami pemangkasan hingga Rp81,38 triliun, Hanggodo memastikan perbaikan jalan tetap dilakukan, meskipun dengan skala yang lebih selektif.

"Dengan anggaran yang terbatas, kita harus benar-benar memilih mana yang paling penting untuk kelancaran mudik," tegasnya.

Salah satu dampak terbesar dari pemotongan anggaran ini adalah efisiensi pada program preservasi jalan dan jembatan.

Dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Hanggodo membeberkan sejumlah program yang terkena dampak, antara lain:

1. Pembangunan jalan sepanjang 57 km serta peningkatan kapasitas dan perawatan jalan 1.102 km

2. Pembangunan dan duplikasi jembatan sepanjang 5.841 meter, serta preservasi jembatan 12.000 meter

3. Pembangunan flyover/underpass dan terowongan sepanjang 94 meter

4. Pembangunan jalan tol sepanjang 7,36 km

5. Preservasi rutin jalan (47.603 km) dan jembatan (563.402 meter)

Total anggaran yang dipangkas dari Direktorat Jenderal Bina Marga mencapai Rp24,83 triliun. Akibatnya, target preservasi rutin jalan dan jembatan pada 2025 bahkan dihapus, alias 0 km.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pesawat Jatuh & Meledak, Hantam Perumahan di Philadelphia, AS

Next Article Menteri PU Cek Progres Underpass Joglo Surakarta, Yakin Kelar Desember

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|