2 Kota Besar RI Sudah Jual BBM dari Tebu

2 months ago 28

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) diketahui telah meluncurkan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) baru bernama Pertamax Green 95. Adapun, produk BBM baru tersebut merupakan campuran bensin Pertamax (RON 92) dengan bioetanol 5% (E5).

Senior Vice President (SVP) Teknologi Inovasi PT Pertamina, Oki Muraza mengatakan bahwa meski telah diperkenalkan, namun peluncuran produk BBM jenis Pertamax Green 95 ini baru sebatas di dua kota besar yakni Surabaya dan Jakarta. Hal tersebut terjadi lantaran keterbatasan pasokan bioetanol fuel grade.

"Tapi tentu masih di dua kota saat ini, karena keterbatasan bioetanol fuel grade tersebut di Surabaya dan di Jakarta," kata dia dalam acara Energy Corner CNBC Indonesia, Selasa (22/10/2024).

Oleh sebab itu, ke depan, ia berharap dapat meningkatkan kapasitas produksi BBM Pertamax Green 95. Setidaknya dari pabrik gula, Oki berharap bisa mendapatkan maksimal 200 ribu kilo liter (kl) bioetanol per tahun.

"Tentunya ke depan kita harap ini makin kita scale up, makin besar, kita ada potensi di by-product pabrik gula tadi, molase, kita bisa dapat mungkin 200 ribu ya, kalau maksimum 200 ribuan kilo liter," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan Indonesia saat ini telah memiliki 13 industri bioetanol. Meski begitu, dari 13 industri tersebut hanya ada 2 pabrik bioetanol fuel grade yang digunakan sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan pihaknya masih berdiskusi mengenai program campuran bioetanol untuk BBM, apakah dimulai dari 2,5% dulu atau 5%.

Namun yang pasti, dari 13 industri bioetanol yang ada saat ini, setidaknya hanya 2 industri yang baru memenuhi kriteria untuk bisa masuk sebagai fuel grade.

"Nah ini kita ingin akselerasi industri juga, dari 13 industri bioetanol yang ada, hanya dua yang memenuhi kriteria untuk bisa masuk sebagai fuel grid, yang lain adalah food grade," kata dia dalam acara Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation and Circularity, dikutip Jumat (5/7/2024).

Menurut Eniya, program campuran bioetanol untuk BBM sendiri sejatinya sudah ada. Namun sayang, sampai saat ini pencapaian masih nihil, padahal pada 2025 ditargetkan Indonesia sudah capai bioetanol 20%.

"Nah dari dulu program bioetanol ini sudah ada, regulasi di Kementerian ESDM sudah banyak, bahkan sampai 2025 harusnya kita sudah capai 20% bioetanol, tetapi sama sekali sampai sekarang nol," ujarnya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Penasehat Energi Prabowo Ungkap Soal Alternatif BBM

Next Article RI Punya 13 Industri Bioetanol, Cuma 2 yang Bisa Ngolah Jadi Bensin

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|