Jakarta, CNBC Indonesia - Ibu kota Kuba, Havana, sempat mengalami pemadaman listrik nasional total selama empat hari. Ini terjadi setelah runtuhnya pembangkit listrik terbesar di negara itu melumpuhkan seluruh jaringan listrik.
Jaringan listrik padam akibat penutupan tak terduga dari delapan pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar di pulau itu. Rata-rata disebut sudah bobrok.
Hal ini dibenarkan kepala pasokan listrik di Kementerian Energi Kuba, Lazaro Guerra. Listrik sempat pulih sebentar Minggu, untuk beberapa ratus ribu penduduk, sebelum jaringan listrik padam lagi.
Foto: Seorang pria membersihkan mobil antiknya saat listrik padam saat jaringan listrik negara itu kembali ambruk pada hari Minggu, menurut kementerian energi dan pertambangan Kuba, dalam kemunduran terbaru dalam upaya pemerintah untuk memulihkan listrik ke pulau itu, di Havana, Kuba, 20 Oktober 2024. (REUTERS/Norlys Perez)
Perlu diketahui, Kuba sendiri hanya menghasilkan sepertiga dari listrik yang dibutuhkannya. Jadi negara itu memperkuat jaringan listrik dengan menyewa tujuh pembangkit listrik terapung dari perusahaan-perusahaan Turki dan juga menambahkan banyak generator bertenaga diesel kecil.
Sementara itu, perusahaan listrik di kota Havana, dalam sebuah laporan portal berita milik pemerintah Cubadebate, menyebut sekitar 89% pelanggan di Havana telah mendapatkan listrik lagi pada Senin sore waktu setempat. Namun, banyak penduduk di luar Havana masih tetap tanpa listrik.
"Tentu saja saya senang!" kata Olga Gomez, seorang ibu rumah tangga berusia 59 tahun di Havana, setelah listrik kembali menyala, dikutip AFP, Selasa (22/10/2024).
"Saya memiliki seorang ibu pikun berusia 85 tahun dan seorang putra autis. Sangat sulit ketika tidak ada listrik," tambahnya.
Situasi Kuba saat ini masih belum stabil setelah berjuang melawan inflasi yang sangat tinggi dan kekurangan makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan air. Presiden Miguel Diaz-Canel memperingatkan Minggu, bahwa pemerintahnya tidak akan menoleransi upaya untuk "mengganggu ketertiban umum".
Sebelumnya pada Juli 2021, pemadaman listrik memicu luapan kemarahan publik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ribuan warga Kuba turun ke jalan dan meneriakkan slogan-slogan termasuk "Kebebasan!" dan "Kami lapar".
Warga juga menyuarakan rasa frustrasi atas pemadaman listrik terbaru kali ini, yang melumpuhkan bisnis dan menyebabkan makanan di lemari es menjadi busuk. Puluhan orang turun ke jalan selama akhir pekan di satu lingkungan, memukul-mukul panci dan wajan serta berteriak "Nyalakan lampu".
Foto: Bangunan-bangunan terlihat selama pemadaman listrik saat jaringan listrik negara itu runtuh lagi pada hari Minggu, menurut kementerian energi dan pertambangan Kuba, dalam kemunduran terbaru terhadap upaya pemerintah untuk memulihkan listrik ke pulau itu, di Havana, Kuba, 20 Oktober 2024. (REUTERS/Norlys Perez)
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Menlu Sugiono Janji Indonesia Akan Bantu Kemerdekaan Palestina
Next Article Rusia Kirim Kapal Selam Nuklir ke 'Musuh' dan Tetangga AS, Ada Apa?