Hilirisasi Mandek, Bahlil Bakal Panggil Pengusaha Bauksit

1 month ago 17

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengungkapkan bahwa Menteri ESDM Bahlil Lahadalia akan melakukan pertemuan dengan pelaku usaha sektor pertambangan, khususnya pengusaha bauksit.

Yuliot mengatakan, pertemuan tersebut untuk menjawab kondisi saat ini perihal pengembangan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit di Indonesia masih jauh tertinggal. Terutama, apabila dibandingkan dengan hilirisasi nikel yang jauh lebih pesat progresnya.

"Ya nanti Pak Menteri (Bahlil) akan ada pertemuan dengan pelaku usahanya. Ya nanti setelah Pak Menteri pertemuan dengan pelaku usahanya, itu akan diumumkan sendiri oleh Pak Menteri," jelasnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/12/2024).

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan, mandeknya program hilirisasi bauksit lantaran adanya berbagai tantangan yang dihadapi oleh pengusaha-pengusaha bauksit dalam negeri.

Menurutnya, pembiayaan menjadi salah satu faktor utama lambatnya pembangunan smelter bauksit. Oleh karena itu, ia membuka peluang bagi perusahaan yang belum mampu membangun smelter sendiri untuk membuat sebuah konsorsium.

"Saya akui kecepatan hilirisasi nikel lebih jauh daripada bauksit. salah satu persoalannya adalah bagaimana kita mendorong percepatan. Mungkin salah satu pembiayaan, karena itu kita lagi menata kita lagi undang pelaku usaha yang urusan smelter bauksit untuk bisa kita lakukan percepatan," kata Bahlil saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (29/11/2024).

Di lain pihak, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Tri Winarno pernah mengatakan bahwa pengembangan smelter bauksit memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya yakni rendahnya tingkat pengembalian investasi (IRR) yang menyebabkan perusahaan-perusahaan berpikir dua kali untuk berinvestasi.

"Kalau kendalanya, kalau dibandingkan dengan nikel memang IRR-nya relatif lebih rendah si bauksit. Jadi balik modalnya lumayan lah, lumayan betul," ujar Tri ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Jumat (15/11/2024).

Sementara itu, saat disinggung mengenai kemungkinan pembentukan konsorsium bagi perusahaan yang belum mampu membangun smelter sendiri, Tri menyebut bahwa opsi tersebut belum menjadi prioritas saat ini. Namun yang pasti pihaknya masih fokus pada proyek-proyek yang sedang berjalan.

"Kita fokus dulu yang sedang berjalan lah, sambil lebih hilir lagi. Kan tujuannya hilirisasi kan sampai ke end product-nya," kata dia.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Tak Lagi Dijegal AS, Industri Alumunium RI Bakal Ngegas?

Next Article Fantastis! Nilai Tambah Bauksit Jadi Aluminium Ternyata Berlipat-lipat

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|