Honeymoon Berakhir! Pabrik Nikel Ini Takkan Lagi Dapat Keistimewaan

1 month ago 17

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah tengah mengkaji kembali insentif yang diberikan kepada perusahaan fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel. Terlebih, smelter nikel kini semakin menjamur dan ada kemungkinan untuk tidak dimasukkan ke dalam proyek pionir yang selama ini mendapatkan sejumlah keistemewaan, terutama dari sisi perpajakan.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan, pemerintah tengah mengkaji ulang insentif untuk perusahaan smelter nikel, khususnya Nickel Pig Iron (NPI) dan Feronikel (FeNi), karena dinilai bukan lagi termasuk industri pionir.

Dia menyebut, insentif yang dikaji ulang terutama terkait pembebasan pajak dalam kurun waktu tertentu atau tax holiday untuk smelter nikel berbasis Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).

"Kita akan melihat kalau untuk pemberian fasilitas itu berdasarkan industri pionir. Jadi pada saat industri itu sudah tidak pionir lagi, sudah banyak pelaku usahanya, ya ini kita akan melakukan review," jelasnya saat ditanya perihal kebijakan tax holiday untuk smelter RKEF, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (13/12/2024).

Dia menyebutkan, Kementerian Investasi dan Hilirisasi saat ini telah menyeleksi proyek mana saja yang bukan lagi merupakan industri pionir di Indonesia.

"Dan juga dalam implementasinya di Kementerian Investasi juga sudah menyeleksi untuk kegiatan-kegiatan usaha yang tadinya merupakan kegiatan pionir itu menjadi tidak pionir. Kemudian juga kita akan lihat mekanisme insentif yang lain," imbuhnya.

Selain itu, dia mengatakan bahwa pihak Kementerian Keuangan juga sudah mengatur perihal perpanjangan kebijakan pemberian tax holiday.

"Itu untuk sementara, untuk perpanjangan pemberian fasilitas tax holiday itu kan sudah diatur berdasarkan peraturan Menteri Keuangan. Ya kemudian yang untuk bidang-bidang usaha nanti masih dalam evaluasi," katanya.

Namun yang jelas, dia menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong program seluruh komoditas sektor mineral dan batu bara untuk dilakukan hilirisasi yang dinilai bisa memberikan nilai tambah untuk negara.

"Ya nanti seluruh komponen mineral dan batu bara, ya kita akan dorong hilirisasinya sampai semaksimal mungkin," tandasnya.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hilirisasi 28 Komoditas, Rosan: Butuh Investasi Rp9.826 Triliun

Next Article Proyek Kebanggaan Jokowi Bikin RI Dapat Durian Runtuh Rp 510 T

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|