Cadangan Emas Freeport di Tambang Bawah Tanah Capai 24 Juta Ons

3 weeks ago 8

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Freeport Indonesia (PTFI) menyimpan cadangan tembaga dan emas yang berlimpah dari tambang bawah tanah. Tercatat, untuk cadangan tembaga mencapai 29 miliar pound dan 24 juta ons emas hingga tahun 2041.

Vice President Underground Engineering Freeport Indonesia, Anton Priatna menyampaikan, produksi bijih konsentrat perusahaan mengandalkan tambang bawah tanah. Di antara tambang bawah tanah itu adalah Grasberg Block Cave (GBC), Big Gossan, Deep Ore Zon (DOZ) dan juga Deep Mill Level Zone (DMLZ).

Adapun lewat tambang itu, produksi bijih konsentrat yang dihasilkan Freeport Indonesia bisa mencapai 220-230 ribu ton per hari. Kelak, produksi akan bertambah dengan beroperasinya tambang bawah tanah Kucing Liar di tahun 2028.

"Nanti di tahun 2029, produksi akan bertambah melalui tambang bawah tanah Kucing Liar menjadi 240 ribu ton per hari," kata dia, dikutip Kamis (11/12/2024).

Sebagaimana diketahui, tambang bawah tanah Kucing Liar diperkirakan bisa memproduksi bijih konsentrat sebanyak 90 ribu ton per hari.

Di sisi lain, ia mengatakan, sejatinya Freeport memiliki cadangan hingga tahun 2041 mencapai 29 miliar pound tembaga dan 24 juta ons emas hingga tahun 2041.

Tak cuma sampai situ, berdasarkan data sumber daya, bijih konsentrat yang ada di area eksplorasi Freeport itu mencapai sekitar 48 miliar pound tembaga dan 58 juta ons emas.

"Untuk bisa memastikan benar angka tersebut ada di area yang kita punya saat ini, kita harus melakukan eksplorasi yang membutuhkan waktu 5-10 tahun. Itulah kenapa beyond 2041 itu ialah sesuatu yang kita perlukan, karena tanpa itu, ini tidak bisa dibuktikan, walaupun sampai 2061 kita masih bisa beroperasi," ungkap dia.

Asal tahu saja, kegiatan pertambangan bawah tanah Freeport sudah dimulai dalam kurun waktu 2015 hingga 2018. Sementara persiapan infrastrukturnya dimulai sejak tahun 2004. Maka dari itu, butuh waktu 11 sampai 15 tahun untuk memulai produksi dari proses pembangunan infrastruktur.

"Itulah kenapa proyek pertambangan itu membutuhkan kepastian jangka panjang. Karena ketika kita tidak bisa mendapatkan kepastian jangka panjang kita sulit untuk memproyeksikan fasilitas yang dibutuhkan untuk produksi," tandas dia.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Peran Israel Dikejatuhan Rezim Assad hingga Harga Emas Melesat

Next Article Bos MIND ID: 98% Jabatan Strategis di Freeport Diduduki Putra-Putri RI

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|