Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan bahwa sepanjang 2023, Indonesia masih mengimpor minyak mentah mencapai 297 juta barel.
Kementerian ESDM mencatat, Indonesia mengonsumsi minyak mentah hingga 518 juta barel pada 2023, sedangkan produksi minyak dalam negeri belum bisa menutup keseluruhan kebutuhan minyak dalam negeri.
Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, produksi minyak pada 2023 mencapai 221 juta barel, sehingga selebihnya 297 juta barel harus diimpor, terdiri dari 129 juta barel impor dalam bentuk minyak mentah dan 168 juta impor Bahan Bakar Minyak (BBM).
"Konsumsi minyak nasional pada tahun 2023 sebesar 518 juta barel yang dipenuhi dari produksi dalam negeri 221 juta barel dan impor minyak nasional sebesar 297 juta barel, terdiri dari 129 juta barel dalam bentuk minyak mentah dan 168 juta barel dalam bentuk BBM," bebernya dalam acara Hilir Migas Conference, Expo, & Awards 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Sejalan dengan itu, bauran energi dari minyak hingga Semester I 2024 terhitung masih mendominasi yakni mencapai 29,9% dalam bauran energi nasional.
Sedangkan untuk gas, masih mencapai 16,69% dalam bauran energi nasional. Sisanya, sebanyak 13,93% berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT).
Paling besar, kata Yuliot, bauran energi hingga Semester I 2024 masih didominasi oleh sumber energi batu bara yang mencapai 39,48%.
"Bauran energi tahun 2024 s.d Juni 2024 didominasi oleh batubara sebesar 39,48%, sementara minyak bumi 29,9% dan gas bumi 16,69% dan sekitar 13,93% berasal dari EBT," jelasnya.
Walaupun begitu, Yuliot menyebutkan, pemerintah juga tak luput dalam mendorong tercapainya target pertumbuhan ekonomi 8% yang tertuang dalam asta cita Presiden RI Prabowo Subianto.
"Kita upayakan sumber energi yang cukup dan terjangkau dari migas, batu bara, ketenagalistrikan, dan energi terbarukan untuk dukung pertumbuhan ekonomi 8%," tandasnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, selama Januari-September 2024 ini, impor migas RI tercatat sudah mencapai US$ 26,74 miliar atau setara Rp 417,59 triliun (kurs Rp 15.615 per US$).
Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023, yang mencatatkan impor migas sebesar US$ 25,76 miliar atau sekitar Rp 402,30 triliun.
Dari total impor tersebut, minyak mentah menyumbang US$ 7,74 miliar, sementara hasil minyak mencapai US$ 18,99 miliar. Angka ini menunjukkan bahwa ketergantungan Indonesia terhadap impor energi masih signifikan meskipun ada wacana untuk mengurangi ketergantungan tersebut.
(wia/wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Menteri ESDM Bahlil: Subsidi BBM Berlaku Dengan 2 Skema
Next Article Impor Minyak Mentah RI di Semester I 2024 Naik Tipis, Tembus Rp 83,9 T