Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membenarkan data PT Pertamina (Persero) yang mencatat kuota penyaluran Liquefied Petroleum Gas (LPG) bersubsidi kemasan 3 kg jebol alias melampaui pagu yang ditetapkan.
"Kita memang lihat di sini volumenya sudah di atas pagu atau kuotanya," kata Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (11/12/2024).
Isa mengatakan, meski kuota subsidi LPG 3 kg sudah terlampaui, namun tidak akan memberatkan pelaksanaan APBN 2024. Sebab, strategi penggunaan anggaran subsidi energi selama ini yang diterapkan Kementerian Keuangan fleksibel.
Secara nilai anggaran subsidi energi sendiri sudah menelan anggaran Rp 157,2 triliun per November 2024, masih jauh di bawah pagu anggaran subsidi energi dalam APBN 2024 yang senilai Rp 185,9 triliun.
Total anggaran subsidi energi yang terserap hingga November 2024 itu terdiri dari realisasi pemanfaatan subsidi BBM sebanyak 15,10 juta KL, LPG 3 kg 6,85 juta KL, dan listrik bersubsidi 41,5 juta pelanggan.
"Nah ini secara keseluruhan pagu subsidi kita fleksibel untuk energi, cukup fleksibel baik LPG, BBM, listrik dan kita lihat sejauh ini masih ada ruang untuk kita bermain di dalam pagu itu," ucap Isa.
Meski begitu, Isa juga mengakui, tentu penggunaan subsidi energi akan semakin ketat pada akhir tahun ini merespons tren penggunaan subsidi energi yang kerap meningkat pada momen Hari Raya Natal dan Tahun Baru atau Nataru.
"Tapi kita tentu akan pantau terus biasanya di bulan terakhir Desember ini biasanya banyak konsumsi karena Nataru dan sebagainya. Nah nanti kita terus pantau, mudah-mudahan PLN dan Pertamina bisa terus kendalikan penggunaan energi tersebut," tegas Isa.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyampaikan bahwa penyaluran LPG 3 kg hingga Desember 2024 telah mencapai 103% dari kuota yang telah ditetapkan pemerintah. Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengungkapkan, kondisi over kuota tersebut terjadi sebelum periode Hari Raya Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
"Memang kalau lihat dari kondisi saat ini, kami perkirakan sudah melewati kuota yang ditetapkan, kurang lebih sekitar 103%," kata Simon dalam konferensi pers di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/12/2024).
Simon menyampaikan Pertamina telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mencari solusi dalam rangka menjaga over kuota tidak lebih besar lagi ketika memasuki periode Nataru 2024-2025.
"Agar jangan sampai terjadi kelangkaan BBM di masyarakat. Tapi per kondisi saat ini sudah melebihi kuota, sudah 103 persen. Jadi ada sekitar 3 persenan LPG," kata dia.
(arj/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pertamina Jamin Pasokan BBM & Elpiji Aman di Natal & Tahun Baru
Next Article Kemenkeu Perpanjang Waktu Pendaftaran CPNS 2024, Meterai Tempel Boleh!