Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI pada Senin (16/12/2024) menyampaikan perkembangan dan pandangan terkait situasi di Suriah pascadigulingkannya Bashar al-Assad dari kursi presiden negara itu.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Kemlu RI, Roy Soemirat, serta Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha.
Dalam pernyataannya, Roy mengatakan sejauh ini pihak Indonesia masih terus memonitor transisi kekuasaan di Suriah. Ia menegaskan bahwa Indonesia akan melihat sejumlah aspek, salah satunya adalah penerimaan masyarakat.
"Kita tahu sendiri bahwa di Suriah ada beberapa pihak yang berada dalam konflik ini," ujarnya.
Roy menuturkan bahwa Indonesia akan terus mendorong secara aktif terkait normalisasi kehidupan warga Suriah pasca konflik. Ini termasuk dalam forum PBB.
"Ingat, masih ada resolusi-resolusi PBB yang diberlakukan untuk Suriah dan hal ini masih harus tetap dipantau implementasinya," paparnya.
Sebagaimana diketahui, Assad tumbang dari kursi presiden 8 Desember lalu. Hal ini terjadi saat sejumlah pemberontak, seperti Hayat Tahrir Al Syam (HTS), mulai menguasai Ibu Kota Damaskus.
Tumbangnya Assad praktis mengakhiri perlawanan terhadapnya selama 13 tahun yang memicu perang saudara Suriah. Perang ini menewaskan 500 ribu jiwa dan mendorong 12 juta orang mengungsi.
Nasib WNI di Suriah
Terkait perlindungan WNI dan kekonsuleran, Direktur Perlindungan WNI Judha menyebutkan sejauh ini ada 83 WNI yg mau untuk dievakuasi pulang ke Indonesia. Pihaknya merencanakan pemulangan sekaligus bagi seluruhnya.
"Jadi berdasarkan data terakhir, ada 83 yang ingin dievakuasi pulang. Kita upayakan semua dalam satu gelombang," tegasnya.
Meski begitu, data ini disebutnya terus mengalami fluktuasi. Hal ini dikarenakan adanya WNI, seperti mahasiswa, yang merasa lebih aman pasca Assad tumbang dan lari ke Rusia.
Ia juga menyebut KBRI Damaskus masih tetap beroperasi seperti biasa. Perwakilan RI itu masih terus berupaya untuk menghubungi sejumlah WNI yang masih belum dapat dihubungi.
"Kami masih mendata kasus WNI seperti yang ikut majikannya sehingga belum bisa dihubungi."
Terkait adanya laporan WNI yang masuk Suriah secara ilegal dan menjadi bagian dari pasukan HTS, Judha menyebut belum ada informasi pasti terkait hal itu.
"Kami belum menerima informasi seperti itu," tuturnya.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Netanyahu Perintahkan Pasukan Rebut Perbatasan Israel-Suriah
Next Article Profil HTS, Pemberontak yang Kuasai Suriah & Bikin Presiden Assad Lari